2. Hari Pertama

6K 513 30
                                    

Semua benar-benar nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua benar-benar nyata.

Faktanya Alena memang akan menjaga tiga cowok berwajah pengangguran yang ada di hadapannya kini.

Kendati berulang kali dia mencoba menepis dan menganggap apa yang Graceva katakan hanyalah lelucon semata. Namun, berulang kali juga Graceva meyakinkannya bahwa tiga cowok tampan yang berada di hadapannya kini adalah tiga orang yang sama dengan di foto keluarga yang terpajang di rumah megah itu.

Menyentuh pelipisnya, Alena semakin pening. Dia berpikir sejenak. Untuk apa tiga cowok dewasa itu dijaga? Mereka kan sudah besar, cowok pula.

“Bun. Bunda serius mau mempekerjakan gadis ini?” suara si anak kedua mengalihkan atensi semuanya. Jimmy sebagai pemilik suara mendengus sebal, tidak habis pikir dengan sang Bunda.

Vee terkekeh, dia mengangguk setuju dengan perkataan Kakaknya. Menggeleng samar sesekali menatap remeh gadis bernama lengkap Alena Deux itu.

“Iya, Bun, tubuh Nuna itu tidak sebanding untuk menjaga kita. Lihat! Dia hanya gadis kecil, astaga!” si Bungsu ikut bersuara. Tangannya menggenggam lolipop dan menjuhkan dari mulutnya.

Graceva menghela napasnya, “Alena tidak semata-mata menjaga kalian layaknya bodyguard. Tapi Bunda harap, kalian bisa belajar untuk mandiri dari Alena,” tuturnya.

“Alena, kau menerima pekerjaan ini? Aku harap iya,” pertanyaan retoris Graceva yang beralih menatap Alena. Alih-alih bertanya, nyatanya wanita beranak empat itu sudah menyimpulkan sebelum Alena menjawab.

Alena bergeming. Bingung harus menjawab apa. Dia membutuhkan pekerjaan, namun dirinya tidak habis pikir akan mendapatkan pekerjaan seperti ini. Tapi tidak dapat dipungkiri, gaji perbulannya lumayan. Pun Alena bisa menyewa Apartemen dengan bayarannya itu.

“Okey, baiklah. Itu artinya kau menyetujuinya Alena, kita akan menunggu putra pertamaku untuk mengantarmu mengambil pakaian,” tukas Graceva kembali bersuara.

Mau tidak mau Alena mengangguk. Sementara ketiga cowok yang disinyalir akan menjadi bocah yang dia jaga justru mengundurkan diri. Masing-masing dari mereka memasuki kamarnya.

°•°•°•°•°•°

Sorot netra sipit itu berpendar ke seluruh penjuru ruangan milik Alena. Dia memandang takjub atas kerapihan ruangan yang tidak terlalu luas. Semuanya tersusun rapi dan sangat harum.

Benar-benar mencerminkan tempat tinggal seorang gadis, begitu pikir Suga.

Setelah menunggu beberapa menit di rumah. Akhirnya si Sulung menunjukkan presensinya sepulang kerja. Dan sang Bunda lantas menitahkan putra kepercayaannya itu untuk mengantar Alena mengemasi barang-barang untuk dipindahkan ke rumah Graceva.

“Kau benar-benar tinggal sendiri?” Suga bertanya basa-basi, karena dalam pandangannya pun sejak tadi dia tidak mendapati penghuni lain di flat ini.

Dear, Baby.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang