Acara peresmian berlangsung sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Daylan Suga sebagai kakak tertua sudah diputuskan untuk memimpin salah satu perusahaan milik keluarga.
Pesta diadakan dengan berbagai kegiatan, mulai acara pembuka, inti dan penghujung acara yang digunakan para tamu undangan untuk berbincang ringan dan menikmati makanan yang sudah disediakan.
Alena bersama Graceva dan Lyla tengah menikmati berbagai makanan manis di meja yang ada di tengah aula. Meninggalkan para kaum adam yang memilih untuk mengobrol dengan kolega perusahan.
Faktanya, keempat bujang Graceva sudah diberikan pemahaman perihal perusahaan mereka, meskipun Vee dan Jimmy tidak ikut ke dalamnya. Terkadang, kedua bujang itu hanya akan ke kantor disaat Suga atau Kookie membutuhkan bantuan lain.
Ditangan Alena terdapat segelas koktail, dia menenggaknya perlahan guna mendorong sisa kunyahan kue di dalam mulutnya. Manik kembarnya tidak sengaja bersitatap dengan si bungsu yang ada di meja sebrang.
Awalnya, Kookie hanya melempar senyum tipis. Namun, sekon berikutnya, kepalanya sedikit bergerak seakan mengarahkan Alena untuk menepi sejenak dari pesta.
Kookie tidak langsung mendapat persetujuan Alena, sebab gadis itu menggeleng dan melirik sejenak ke arah Bunda—memberitahu Kookie kalau dirinya tidak bisa pergi karena masih bersama Graceva dan Lyla.
Membuat Kookie mengangguk hampir tak kentara. Selanjutnya, si bungsu kembali ikut serta ke dalam pembicaraan yang sudah berlangsung sejak tadi.
Sementara Alena sesekali masih menatapnya dari jarak beberapa langkah. Menatap Kookie yang menurutnya sudah lebih banyak berubah. Bukan ke hal yang buruk. Kookie justru menunjukkan perubahan sikapnya yang lebih dewasa.
Alena tidak tahu, atau memang sejak dulu Kookie aslinya seperti itu. Masalahnya, sejak bertemu dengan si bungsu dan ketiga kakaknya. Hanya Kookie yang menyebalkan dan paling manja.
Tetapi saat ini, Alena lebih sedikit mendapati itu. Barangkali kabar baiknya, Kookie yang seperti itu sudah tidak ada.
Pun dia sendiri tidak sadar sudah berapa kali meracau dalam batin sebab meruntuki penampilan Kookie malam hari ini. Si bungsu memakai setelan jas yang kemarin mereka beli. Tatanan rambut legamnya yang berhasil membuat Alena menatap kagum.
Mungkin orang-orang enggan untuk mengalihkan pandangannya dan menyia-nyiakan untuk tidak melihat pesona keempat bujang pemilik perusahaan. Mereka memiliki gayanya masing-masing. Alena akui, keempat bujang Graceva sangat tampan.
Tetapi tetap saja, kekasihnya adalah yang selalu mencuri atensinya.
“Alena, Lyla, Bunda ke sana dulu, ya.” Tangan Graceva menyentuh bergantian bahu Alena dan Lyla, menunjuk beberapa pribadi yang agaknya menjadi tujuannya.
Kedua gadis itu mengangguk bersamaan, membiarkan Graceva bergabung dengan yang lain.
Alena dan Lyla hanya melempar pandang selepas perginya Graceva. Alena memilih untuk kembali menenggak koktailnya sebab merasa canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Baby.
Teen FictionAlena pikir, dia dipekerjakan untuk menjaga tiga bocah laki-laki yang menggemaskan. Namun, Alena salah besar tatkala eksistensi tiga bujang yang menyebalkan hadir di hadapannya seperti mengajaknya masuk ke neraka. Terlebih lagi tensinya selalu menin...