15. Get Well Soon, Vee.

2.3K 319 38
                                    

Permintaan Kookie sewaktu di rooftop tadi sore memang tidak benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Permintaan Kookie sewaktu di rooftop tadi
sore memang tidak benar. Alena menolak mentah-mentah titahan Kookie yang memintanya untuk membuka kemeja oversizenya yang kotor.

Seenaknya saja si bungsu meminta Alena melakukan hal itu. Yah, walaupun Kookie memang berniat membantu. Tetapi karena masih ada cara lain, akhirnya cowok kelinci itu yang membuka hoodie-nya untuk diberikan kepada Alena, sementara Kookie pulang hanya mengenakan kaus polos berwarna hitam.

Alena baru saja selesai mandi. Tungkainya berjalan menuju dapur untuk melihat Kookie yang tadi dia tinggal makan malam bersama Jimmy.

Manik kembar Alena mendapati kelinci
bongsor tengah menghabiskan makan malamnya dengan lahap. Membuatnya mengudarakan kekehan sambil terus mendekat. Tetapi, dia tidak mendapati cowok blonde itu di sana.

“Jimmy dimana, Ki? Kok sendiri?”

Kookie yang masih mengunyah makanan tak lekas menjawab pertanyaan Alena. Jemarinya meraih segelas air untuk ditenggak, “Chimmi sudah selesai,” balas Kookie akhirnya.

Alena berdehem singkat. Kemudian dia merapihkan piring-piring yang masih terdapat lauk, seharusnya makanan ini tidak tersisa karena Alena memang membuatnya khusus untuk mereka bertiga.

“Semuanya sudah makan?” tanya Alena memastikan. Kookie yang tak lekas menjawab membuatnya kembali bersuara, “Vee dimana? Bukannya sudah pulang, aku lihat mobilnya ada di garasi.”

Lebih dulu Kookie menelan sisa kunyahan terakhirnya dalam kunyahan. Dia beranjak, “Vee di kamar. Sepertinya belum,” Tungkainya hendak melangkah meninggalkan dapur, “Aku sudah selesai,” imbuh Kookie.

“Hei! Cuci piringnya kalau sudah selesai!” titah Alena sebelum Kookie benar-benar menjauh.

Tubuh tegap Kookie berbalik, dia mendelik tatkala mendengar perkataan Alena. “Aku? Mencuci piring?” tanyanya. Pun Alena mengangguk mantap. “Memangnya Nuna pikir aku ini perempuan?” imbuhnya sewot.

“Memangnya kau pikir harus perempuan saja yang mencuci piring? Jangan banyak alasan, cepat cuci piring!”

“Haish! Iya aku akan melakukannya.” Bibir Kookie mencebik. Bisa-bisanya malam ini dia ciut dengan semburan Alena. Pun tungkainya kembali melangkah untuk membawa piring kotornya menuju kitchen sink.

Netra Alena terus mengikuti setiap gerakan Kookie, “Yang benar cuci piringnya!”

Kookie merotasikan bola matanya. Tangannya mencoba membersihkan piring itu dengan spons yang sudah diberi sabun. “Cerewet sekali! Nyatanya dia lebih menyeramkan daripada Bunda,” gerutu Kookie dengan lirih.

“Kau bicara apa, Ki?”

Pun Kookie hanya mengangkat kedua bahunya acuh, sementara Alena hanya menggeleng. Daripada berdebat dengan si bungsu, gadis itu memilih untuk menyediakan nasi dan lauk-pauk untuk di bawa ke kamar Vee.

Dear, Baby.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang