9. 'Kookie ingin susu'

4.9K 330 22
                                    

Membiarkan Alena pulang dengan taksi mungkin adalah pilihan yang tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membiarkan Alena pulang dengan taksi mungkin adalah pilihan yang tepat. Daripada Kookie membiarkan gadis itu tetap berada di Kampus dalam keadaan yang tidak biasa; celana jeansnya sudah bernoda dan wajahnya sedikit pucat. Kookie khawatir saja kalau sampai terjadi apa-apa pada Nuna jeleknya itu.

Ah, tunggu! Kenapa juga dia begitu peduli?

Jawabannya pun Kookie tidak tahu, mungkin naluri seorang good boy yang harus selalu menolong orang, bukan begitu?

Awalnya tidak ada yang aneh selama Kookie membawa Alena menerobos kerumunan mahasiswa yang mulai ramai di sekitar halaman Kampus. Mahasiswa disini tipikal yang tidak terlalu peduli dengan urusan orang lain. Pun dari Kookie dan Alena tidak ada yang perlu dicurigai, si Bungsu hanya mengantar Alena sampai gerbang depan sampai mendapatkan taksi.

Namun, saat selesai dengan urusan gadis itu. Kookie mendapati Mingyu ada dibelakangnya, cowok itu memberikan tatapan penuh tanya ke arah Kookie, seakan mencurigai kenapa akhir-akhir ini si Bungsu Graceva itu selalu bersama Alena.

Bukan Kookie namanya kalau tidak pandai menepis. Kendati mendapatkan tatapan bingung dari Mingyu, Kookie mencoba acuh dan kembali berjalan menuju kelas.

“Ada urusan apa lagi kau sama gadis itu?” sergah Mingyu. Tungkainya mulai melangkah mengikuti Kookie yang sudah berjalan lebih dulu.

“Tidak ada. Memang apa yang kau lihat?” tanya balik Kookie.

Mingyu menghela napas, detik berikutnya dia sempat merotasikan bola matanya, “Hoodie-mu ada di gadis itu.”

Kedua alis Kookie sempat terangkat karena terkejut. Beruntungnya, Mingyu tidak terlalu memperhatikan raut wajahnya. Pun Kookie semakin mempercepat langkahnya, “Memangnya aku saja yang punya hoodie seperti itu,” alihnya. Berlalu cowok kelinci itu mendudukan diri di kursinya tatkala sudah memasuki kelas.

“Ah, iya kau benar juga.”

Kookie menarik sebelah sudut dibibirnya. Semudah itu Mingyu percaya apa yang dia katakan. Dia pun terlalu enggan membahas hal yang tidak terlalu penting, dan apa yang ditanyakan oleh Mingyu sama sekali tidak penting untuknya.

Jemari Kookie merogoh tasnya, mencari sesuatu yang selalu menjadi pengganti lolipop jika sedang berada di kampus. Padahal, beberapa kali Mingyu selalu menggodanya karena Kookie masih mengkonsumsi manisan yang biasa anak kecil sukai.

Namun, Kookie masa bodo. Menikmati permen lebih baik dari pada merokok yang membuatnya terbatuk dan sesak napas. 

Baru beberapa sekon rahangnya bergerak untuk mengunyah permen karet yang masih terasa manis dan Mingyu yang sudah kembali ke kursinya sendiri, netra Kookie dibuat membola tatkala gadis yang menjadi atensinya akhir-akhir ini mendekati keberadaannya.

“Halo.”

Suara gadis itu teramat lembut, sangat sopan memasuki telinga Kookie yang biasanya selalu mendapat teriakan tidak jelas dari Alena. Kookie mengedip lucu, kepalanya sedikit miring untuk memperhatikan gadis itu.

Dear, Baby.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang