Hi, Baby #19

1.1K 152 74
                                    

update lagi~

Kaki jenjang Alena berjalan gontai menelusuri lorong Apartemen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaki jenjang Alena berjalan gontai menelusuri lorong Apartemen. Perdebatan semalam dengan Kookie, membuat paginya terasa begitu kelam. Semalam cowok kelinci itu tidak henti-hentinya mengirim beberapa pesan dan melakukan panggilan telepon. Membuatnya mau tidak mau menonaktifkan ponselnya sampai menjelang pagi.


Dan saat ini, Alena harus berangkat pagi sekali guna menghindari presensi Kookie ke Apartemennya. Tubuhnya hendak memasuki lift, namun hentakan alasan kaki yang terdengar cepat menuju ke arahnya berhasil mengalihkan atensi Alena.

“Hai. Sudah mau berangkat?” tanya Hoshi sebagai pelaku. Cowok bermata sipit itu mendekati keberadaan Alena dengan pakaian yang sudah rapi.

Alena tersenyum tipis di kedua sudut bibirnya. “Yah. Kau mau berangkat ke Kampus?”

Hoshi mengangguk, berlalu mempersilahkan Alena untuk memasuki lift lebih dulu setelah pintu itu terbuka. Sempat memberikan keheningan di dalam, sesekali netra Hoshi melirik ke arah Alena.

“Kau baik-baik saja?” Pertanyaan yang terlontar dari belah bibir Hoshi bukan tanpa alasan. Cowok itu mendapati raut wajah Alena terlihat lesu, berbeda dari biasanya. Terlebih lagi, dia mengingat kejadian semalam dimana gadis itu bertengkar dengan kekasihnya.

Dilempari pertanyaan seperti itu, Alena sempat tersentak, kepalanya menoleh cepat menatap Hoshi yang berdiri di samping kanannya. Beberapa sekon kemudian, Alena mengalihkan pandangan lagi, “Aku baik-baik saja,” ucapnya dengan kepalanya yang mengangguk samar.

“Perihal semalam, maaf ya. Aku tidak bermaksud membuat keributan,” imbuh Alena.

“Tidak masalah. Aku hanya terkejut mendengar suara bising. Apa kalian sedang ada masalah?” Hoshi menatap hati-hati wajah Alena dari samping tatkala melontarkan kalimat akhir.

Alena menggeleng dengan kepala menunduk, lalu menatap ke depan dengan sedikit senyuman. “Bukan apa-apa. Hanya kesalahpahaman.”

Membasahi kilas bibir bawahnya, Hoshi mengangguk. “Ah, begitu. Kau terlihat murung hari ini. Aku tahu kita belum kenal dekat, tetapi kalau ada sesuatu yang ingin diceritakan, kau bisa mengatakannya padaku.”

Manik kembar Alena lebih dulu menatap eksistensi Hoshi yang juga tengah menatapnya. Membuat keduanya saling bertukar pandang, pun Alena tersenyum setelahnya. “Yah, terima Kasih, Hoshi,” tukasnya kemudian.

Hoshi mengulum senyum. Dirinya mendadak menjadi cowok pemalu tatkala berhadapan dengan sosok Alena yang sudah menjadi tetangganya selama beberapa minggu. Tidak berniat apapun, Hoshi hanya ingin mendapatkan teman baik selama tinggal di Apartemen.

“Bagaimana kuliahmu?” Alena membuka percakapan lagi. Kaki jenjangnya mulai keluar dari lift, menelusuri lobi Apartemen untuk sampai di halaman dan menunggu taksi.

Dear, Baby.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang