Hi, Baby #22

356 23 9
                                    

Atmosfer anomali begitu terasa di ruang apartemen Alena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Atmosfer anomali begitu terasa di ruang apartemen Alena. Wajah kedua pribadi itu terlihat suntuk, tertekuk dan mulai terserang kantuk, tetapi mereka enggan untuk meninggalkan salah satu. Sejak kedatangan Kookie yang tiba-tiba sementara Alena baru saja keluar dari apartemen Hoshi, keduanya hanya terdiam sembari terduduk di sofa.

Alena yang masih berada dalam suasana hati yang buruk sejak makan siang masih betah menutup rapat mulutnya. Membiarkan dan menunggu apa alasan Kookie yang mendatangi apartemennya tiba-tiba, padahal seharusnya cowok kelinci itu sedang menemani Lyla berbelanja.

Meski terdiam, faktanya netra bulat Kookie sesekali menatap Alena yang terduduk di sebelahnya sembari menatap ke arah lain. Seharusnya niat Kookie datang menemui Nuna pacarnya itu adalah untuk meminta maaf karena sudah memilih menemani Lyla dan berakhir membiarkan Alena pulang seorang diri. Namun karena kejadian yang baru saja dia lihat, Kookie justru terserang jengkel.

Bagaimana bisa pribadi lain memiliki waktu berdua dengan pacar tersayangnya itu, kakak-kakaknya saja tidak ada yang boleh menyentuh Alena, apalagi ini eksistensi cowok yang sama sekali tidak Kookie kenal.

Memikirkan itu membuat Kookie menghela napas, kata-kata yang sudah disusun rapi untuk meminta maaf pada Alena mendadak sirna. Kookie tiba-tiba sedikit tersentak tatkala Alena menoleh ke arahnya-menampilkan wajah datar gadis itu.

"Kalau tidak ada yang ingin dikatakan lebih baik pulang saja, Ki. Aku mau istirahat," ucap Alena dengan satu helaan napas.

Gadis itu jengah. Pun Alena manusia biasa yang memang memiliki sifat buruk juga, salah satunya adalah dia tidak bisa sebaik mungkin mengekspresikan perasaannya lewat kata. Dia lebih memilih diam dulu sampai akhirnya siap untuk diajak berbicara.

Kookie mendapati selanjutnya Alena beranjak dari duduk-hendak menjauh dari eksistensinya. Tetapi sebelum itu terjadi, jemari Kookie menyempatkan untuk menggenggam pergelangan tangan Alena, membuat tubuh nuna pacarnya itu berada di depannya yang masih terduduk.

"Niatnya aku datang kesini mau minta maaf karena sudah membiarkan Nuna pulang sendiri. Aku kepikiran awalnya, tapi ternyata Nuna baik-baik saja, ya, bahkan kelihatan tidak masalah pulang sendiri saat aku lihat kau keluar dari unit laki-laki itu?"

Yang awalnya menatap ke arah lain, Alena memilih untuk menjatuhkan pandangannya ke arah Kookie yang terduduk di depannya. "Aku hanya membantunya perihal cara menggunakan microwave, Ki. Tidak ada hal lain," balasnya.

Mendengar hal itu, netra bulat Kookie bergulir untuk melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Kookie sempat berpikir sejenak sampai akhirnya bersuara, "Kalau dilihat dari jam pulang kantor tadi, seharusnya Nuna bisa membantunya beberapa menit saja dan sudah kembali ke unitmu. Tetapi, tiga puluh menit selanjutnya apa yang masih Nuna lakukan di sana?"

Ah, ya, Alena lupa perihal Kookie yang sangat detail. Tapi mau bagaimanapun Alena akan mengatakan sebenarnya karena memang tidak ada apapun yang terjadi. Embusan napas kasar terdengar dari hidung mencungnya, "Hoshi mengajakku mencicipi masakan ibunya. Hanya sebentar," tutur Alena apa adanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear, Baby.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang