Hi, Baby #13

1.1K 156 48
                                    

Setelah selesai mengeringkan rambutnya, Kookie langsung pulang ke rumah sesuai titahan Alena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai mengeringkan rambutnya, Kookie langsung pulang ke rumah sesuai titahan Alena.

Tingkah flirty yang si bungsu lakukan, membuat Alena mau tidak mau memintanya untuk lekas pulang daripada berlama-lama dalam keadaan yang membuat jantungnya berdegup lebih cepat.

Kookie memang tidak kepikiran untuk melakukan lebih. Dia hanya menyukai aroma tubuh Alena yang tercium sangat segar sehabis mandi. Meski pada akhirnya Kookie menyadari, apa yang dia lakukan mengundang gelenyar lain di benak keduanya tatkala mendapati wajah Alena memerah.

Apalagi, Alena terlalu gemas untuk tidak digigit. *eh

Lengkungan kurva terukir di kedua sudut bibir Kookie, sembari menggigit ujung kuku ibu jarinya tatkala mengingat bagaimana menggemaskannya wajah Alena. Pun satu tangannya yang lain bergerak memutar stir mobilnya untuk memarkirkan ke dalam garasi rumah.

Tungkai jenjangnya lantas melangkah memasuki rumah. Di dalam dia mendapati kedua kakaknya tengah menikmati makan malam di meja makan. Dan Kookie memilih untuk bergabung sejenak.

"Darimana, Ki? Sekarang pulangnya selalu telat," sergah Vee disela kunyahannya. Netra monolidnya menelisik penampilan Kookie yang habis pulang dari Kantor tetapi tidak terlihat begitu sebab Hoodie yang digunakannya.

"Habis dari rumah Mingyu, ya, Ki?" timpal Jimmy sembari menaikkan alisnya. Tentu, dia sudah mengerti sekarang.

Kookie yang tengah mengambil sedikit makanan hanya tersenyum. Enggan merespon dan memilih mencicipi makanan di piringnya.

Tangan Vee meraih segelas air untuk mendorong sisa kunyahannya. "Sejak sekolah menengah sampai sudah kerja, kau selalu berdua dengan Mingyu. Hati-hati, Ki! Apalagi kalian jomblo," ucap Vee kemudian.

"Jangan salah, Vee! Sekarang Mingyu itu cantik. Kau tidak tahu saja," ungkap Jimmy.

Perkataannya justru membuat si anak ketiga itu bergidik geli. Kedua tangannya mendekap tubuhnya sendiri. "Gila! Apanya yang cantik? Mingyu itu laki-laki, astaga! Kalian berdua sudah sakit rupanya."

Jimmy terkekeh geli, "Nanti juga kalau kau tahu Mingyu, pasti kau akan menyetujui perkataanku sekarang. Dan itu alasan kenapa si bungsu ini selalu menemui Mingyu."

"Aku sudah tahu Mingyu yang mana. Dia pernah beberapa kali main ke sini, 'kan? Seingatku, sewaktu sekolah menengah, kami pernah bermain konsol bersama." Vee mencoba mengingat-ingat sosok Mingyu. Teman karib adiknya itu adalah seorang laki-laki tulen yang sama sekali tidak ada cantik-cantiknya.

Sementara, Kookie hanya menggeleng dengan senyuman tipis. Berbeda dengan Jimmy yang tergelak puas sebab Vee tidak mengetahui Siapa yang dimaksud.

"Bunda, dimana?" tanya Kookie yang akhirnya bersuara. Dia meletakkan gelasnya usai menenggak air.

"Di kamar."

"Okay." Berlalu beranjak, Kookie melangkah meninggalkan kedua kakaknya itu untuk menemui sang bunda di kamarnya.

Dear, Baby.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang