23. Nemenin Vee

2K 283 51
                                    

Semenjak malam itu, tidak ada yang berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak malam itu, tidak ada yang berubah. Semua masih sama. Mungkin Alena yang lebih memilih diam dan menghindar. Alena tidak terlalu memusingkan kali ini. Kembali ke tujuan awalnya menginjakkan kaki di rumah Graceva; untuk berkerja dan mendapatkan uang untuk kuliahnya. Hanya itu.

Tetapi,

Vee mendekati keberadaan Alena yang tengah merapikan beberapa buku di rak TV. Cowok tampan itu terduduk di atas permadani untuk menyelaraskan posisinya dengan Alena.

“Al, kau ada waktu malam ini?”

Alena menoleh. Manik kembarnya menatap penuh selidik ke arah Vee, “Ada apa?” tanyanya. Dia melanjutkan, “Kau tahu, 'kan? Aku selalu di rumah kalau tidak ada titahan dari Bunda?”

Yah, Vee mengangguk menyetujui. Sebenarnya, dia juga sudah tahu soal itu. Bertanya seperti tadi hanya basa-basi saja.

“Yasudah temani aku, ya. Nanti malam, kita datang ke pesta pernikahan teman lamaku.”

“Kenapa tidak mengajak pacarmu saja?”

Mendengar hal itu, Vee menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Cowok itu hanya minta persetujuan langsung dari Alena, bukan dilempari pertanyaan lagi. “Aku kan tidak punya pacar.”

Alena terkekeh kecut, “Gadis yang waktu itu?”

“Yah, kan belum jadi kekasihku,” sergah Vee cepat. Kemudian tubuhnya beranjak untuk berdiri, “Pokoknya nanti temani aku, kau harus siap-siap.”

Apa-apaan si Vee ini? Kenapa begitu memaksa?

Gadis itu tidak menjawab dan masih sibuk dengan tumpukan buku-buku. Sesekali Alena melirik ke arah Vee dan berharap cowok itu pergi menjauh, tetapi ternyata belum. Alena menoleh lagi.

“Iya, aku akan menemanimu,” jawab Alena akhirnya. Membuat raut wajah Vee yang awalnya datar, kini terlihat lebih cerah dengan tarikan di kedua sudut bibirnya.

Tidak ada pilihan lagi selain menuruti. Vee yang sudah melunak bisa saja berubah seperti pertama kali mereka bertemu; sangat menyeramkan.

Dan sebelum siap-siap beberapa puluh menit ke depan. Alena memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya dulu.

∆•∆•∆•∆•∆

Vee tidak serta merta mengajak Alena ke acara pernikahan teman lamanya itu. Karena, si anak ketiga juga memberikan sebuah mini dress untuk Alena gunakan saat mendatangi pesta nanti. Padahal awalnya, Alena hanya ingin pergi dengan gaya pakaian yang biasa gadis itu gunakan.

Alena lebih dulu memandangi dirinya dari pantulan cermin. Gaun yang Vee berikan memang lebih bagus dari gaun yang digunakan untuk memeriahkan ulang tahun bunda.

Beberapa sekon bercermin, akhirnya Alena memutuskan untuk lekas keluar kamar dan segera menemui Vee yang barangkali sudah menunggu di ruang tengah.

Dear, Baby.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang