Hi, Baby #11

1.3K 170 77
                                    

“Aku boleh bermalam di sini lagi?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku boleh bermalam di sini lagi?”

Disaat perkataan Kookie terlontar, Alena terdiam lebih dulu, manik kembarnya menatap wajah cowok itu tanpa mengubah posisi mereka. “Tidak, Ki. Pulang, ya! Nanti bunda mencarimu. Tadi kan kau bilangnya hanya mengantarku dan Lyla.”

Dengan deheman singkat di awal, Kookie mengangguk, menuruti perkataan Alena. Dia mendapat kecupan singkat di dahinya dari gadisnya itu. Membuatnya memilih untuk menarik Alena ke dalam rengkuhan.

“Setiap hari, meski sering bertemu, rasanya masih kurang. Aku ingin terus bersamamu,” cicit Kookie disela rengkuhan. Matanya terpejam sesekali sembari memberikan usapan naik-turun di punggung Alena.

“Kau merindukanku, Ki?” Pertanyaan retoris keluar dari belah bibir Alena. Atau lebih tepatnya, gadis itu menyuarakan sebuah fakta yang kini Kookie rasakan.

Si bungsu membalasnya dengan deheman lebih dulu. “Tiga tahun itu waktu yang cukup lama, dan tiga bulan kita tidak bertukar kabar sama sekali,” ucap Kookie akhirnya.

“Tapi, aku kan sempat pulang,” cicit Alena sembari terkekeh. Berhasil membuat Kookie melepas rengkuhannya dan menatap wajah gadisnya itu.

“Hanya sebentar, dan aku tidak sempat mengajak Nuna jalan-jalan sebelum kembali ke Australia,” sergah Kookie cepat.

Alena tersenyum di kedua sudut bibirnya, “Dan perihal tiga bulan, kau yang menghilang dan memblokir nomorku.”

“Yah, itu memang salahku juga karena tidak mau mendengar penjelasanmu dulu.” Jemari Kookie bergerak untuk menyematkan helain rambut Alena di telinganya.

“Kau cemburu, Ki?” gurau Alena sembari terkekeh. Mengingatkan perihal kejadian beberapa bulan lalu, tatkala keduanya terlibat kesalahpahaman.

Kookie mengangguk mantap tanpa ragu. “Aku kesal. Aku kesal karena ada yang berani memanggil Nuna sebagai kekasihnya.”

Gaya bicara Kookie yang terkesan gemas disaat marah sama sekali tidak berubah. Menyulut gelak tawa Alena, tangannya perlahan terulur untuk menyentuh area pipi Kookie sebab mendapati wajah si bungsu memerah.

Rasanya menggelitik. Alena seringkali menertawakan tingkahnya dan Kookie selepas mereka bertemu. Masih tidak percaya sebab cowok yang dulu selalu mengganggunya kini justru selalu dia rindukan.

••••••

Esoknya, kegiatan di kantor tetap berjalan seperti biasa meski semalam telah berlangsung sebuah acara. Alena kembali disibukkan dengan tugasnya membantu si tertua di kantor.

Hari ini, gadis itu tengah berada di ruangan Suga, menyiapkan beberapa berkas yang akan digunakan untuk meeting. Alena masih harus melakukan penyesuaian tatkala sudah menyandang status sebagai sekretaris si tertua. Sama halnya dengan Suga, hal itu membuat keduanya harus saling bekerja sama.

Dear, Baby.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang