◉37 You are....

32 11 51
                                    

Taehyung menggendongku, memegang erat pinggangku. Aku mengalungkan tanganku dilehernya, sungguh aku tak berani menatapnya.

Katanya aku tidak boleh banyak gerak.

Tentu saja jantung ini terus berdetak kencang, tak tenang rasanya. Ditambah wangi parfumnya yang membuatku tidak ingin melepasnya. Sangat candu bagiku.

Jarakku sangat dekat dengan dia.

Rasanya jantung ini benar benar mau meledak.

"Aku nggak berat?" Tanyaku pelan masih tak berani menatapnya.

"Berat banget..." Katanya sebari tertawa kecil.

Pipiku memanas, saat ini aku tidak tahu harus apa.

"Tidurlah, kamu masih sakit" Katanya setelah sampai mengantarku di kamar hotel lalu membaringkan ku di ranjang.

Resi juga ada menatapku dan Taehyung sedang bermesraan.

Taehyung menempelkan tangannya pada dahi ku. Aku terus menatapnya, wajahnya terlihat sangat khawatir.

"Tadi aku dimana?" Tanyaku namun Taehyung hanya menatapku.

"Mengapa banyak sekali pria?" Ia masih menatapku tak menjawab apa-apa.

Resi keluar dari kamar ku, dengan menutup rapat-rapat pintu kamarku. Kuakui dia mengerti situasi.

"Jangan banyak bertanya, lebih baik kamu tidur" Kata Taehyung namun otakku terus berputar.

"Tadi tuh aku dirumah sakit kan? Trus ada banyak pria menghampiriku trus aku lihat kamu juga kok... Habis itu aku bangun apa itu mimpi ya? Terus sebenarnya yang mana? Aku bingung" Kataku sebari menatap langit-langit.

"Trus tiba tiba pria pria di mimpiku itu ada di hadapanku, kenapa rasanya nggak kayak mim..." Lanjut ku namun Taehyung memotong pembicaraan ku.

"Diam atau aku cium" Katanya yang membuat jantungku berdetak lebih kencang.

Deggg... Degggg

"Nah trus aku tuh lebih bingung lagi, kenapa aku nggak pake baju rumah sakit? Bukannya aku pake baju rumah sakit ya tadi? Serius deh Taehyung-ssi... Apa kamu yang mengganti bajuku" Kini aku menatapnya membulatkan mataku, ia juga terlihat tersipu mendengar aku berbicara begitu.

"Kamu benar benar mau kucium ya?" Tanya Taehyung yang terlihat mulai kesal, gemas padaku.

"Ya lagipula cuman di cium doang... Nih... Nih" Kataku sebari mendekatkan pipiku padanya.

Namun ia mendorong kepalaku pelan membuat kepalaku berada di atas bantal, lalu mengelus ngelus lembut rambutku.

"Kalau aku cium, sakit kamu bakal tambah... Masa iya nanti aku kehilangan kamu cuman gara gara aku cium" Katanya.

Benar-benar pipiku sudah seperti daging panggang. Bisa-bisanya Taehyung berkata begitu padaku.

"Sudahlah.... Aku mau tidur kamu lebih baik pulang aja, ganggu aku sumpah" Kataku sebari membelakanginya, dan semakin merekatkan tubuhku pada selimut.

Namun tak terdengar suara langkah kakinya, yang membuatku ingin mengecek ke belakang.

"Kenapa masih disini? Pulang...." Kataku yang kini duduk dan menatapnya.

"Kamu ngusir? Tapi kamu janji ya jangan rindu aku...." Katanya yang langsung berdiri.

Aku memegang lengannya, salah tingkah. Entahlah rasanya jantungku mau meledak saat ini juga.

"Ba... Baiklah, kau boleh disini tapi ingat jangan aneh-aneh" Kataku yang masih tak berani menatapnya.

Taehyung kembali duduk di kursi sebelah ranjang ku.

Why Must Me?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang