◉29 Dia sang pianis

40 23 21
                                    

"Kau sudah berjanji jangan menangis lagi... Tepati janjimu" Katanya setelah berada di depan piano.

Yah, dia mau.. namun perjanjiannya aku tidak boleh menangis lagi. Ia membawaku ke tempat khusus untuk pianis show, sama seperti waktu di bighit entertaimen, namun yang ini lebih lega.

"Waltz of the flowers" Katanya yang kemudian memainkan lagu tersebut dengan piano itu.

Alunan nada dan melodinya sangat nyaman, tidak ada yang salah dari lagu yang ia mainkan. Padahal ini mendadak. Aku memejamkan mataku yang kemudian mulai menikmati musiknya.

Nyaman, tenang...

Aku terus memejamkan mataku sebari menikmati musiknya

"Tersenyumlah...."

"Kau manis jika tersenyum..."

Lagi...

Sebelum lanjut... Play Taeyon & Sunny This must be love

Anak itu terbayang bayang di otakku, aku membayangkan bertemu anak itu. Kuhampiri dia, ia tersenyum kearahku sebari membawa setangkai bunga yang sama seperti 17 tahun yang lalu.

Aku menghampirinya namun ia berlari, aku sangat penasaran hingga membuatku ingin mengejarnya.

"Taehyung-ssi jangan berlari... aku ingin bunga itu" Kataku berteriak sebari berlari.

Anak itu berhenti berlari, aku menghampirinya namun nafasku terengah-engah, lelah.

Ia membalikan badanya lalu tersenyum ke arahku dan berkata "Kau berbicara? senangnya.... kau akhirnya berbicara" Katanya yang kemudian menghampiriku.

Ia mengusap rambutku "Kau tumbuh sangat cantik.." Katanya yang terus mengelus rambutku, posisiku sedang menunduk karena mencoba mengembalikan nafasku yang terengah-engah.

Aku menangis sebari menatap anak itu "Gwencana... kehidupan dewasa memang berat" Katanya yang sekarang menatapku sebari tersenyum.

"Aku dengar dari aku dewasa, senyumu sangat manis... aku sangat iri, kau masih saja tak mau tersenyum kepadaku" Katanya lagi "Ini untukmu, namun kali ini benar benar untukmu" Lalu ia memberikan bunganya padaku.

Aku mengambilnya sebari masih terisak tangis "Jangan sakit.... kau tidak boleh sakit" Katanya sebari mengusap air mataku.

"Resa-ssi" Panggil seseorang dari arah belakangku, aku menengok.. Taehyung dewasa tersenyum di belakangku.

"Kau itu sahabatku... namun kurasa ia sangat menyukaimu" Kata Taehyung kecil, aku menatapnya. Lalu Taehyung dewasa menghampiriku.

"Gwencana?" Tanyanya, aku berdiri lalu menatap Taehyung dewasa, kulihat Taehyung kecil lagi namun sudah menghilang... bunga darinya juga hilang.

Kini hanya ada Taehyung dewasa dan aku, aku menatapnya yang sedang tersenyum padaku, aku membalas senyumannya dengan tulus. kini aku mau tersenyum padamu. Aku memeluk Taehyung erat, aku merindukanmu Taehyung.

Kali ini dengan versi aku yang tulus....

Aku membuka mataku, kulihat sekelilingku yang sudah berada di atas ranjang. Jidatku terasa dingin, langsung saja kupegang dan ternyata kain kompresan. Aku menatap kesamping.

Taehyung tidur disampingku, maksudnya ia tertidur dengan posisi duduk di samping ranjang. Sepertinya ia yang merawatku, aku menatapnya sebari tersenyum.

Why Must Me?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang