◉32 Last day in Paris

36 17 32
                                    

Kini pria itu terus tertawa kecil sebari mengemudikan mobilnya, jujur aku sangat kesal padanya. Bagaimana tidak, bisa-bisanya ia tertawa setelah apa yang ia lakukan padaku. Seolah dia tidak tahu bagaimana perasaanku sekarang.

"Kita hanya sahabat mengerti... Dan seterusnya begitu" Kataku sebari terus menatapnya kesal.

"Kalau begitu jangan menatapku terus... Bisa-bisa kau malah menyukaiku" Katanya yang terus fokus ke jalanan.

Aku membuang wajahku malu, sudah berapa lama ia terus membuatku tersipu seperti ini.

"Datanglah ke konserku... Chingu-ya" (Teman) Katanya yang kini menatapku namun tidak lama, karena sedang menyetir.

"Untuk apa?"

"Kau harus mendukungku, kan kita sahabat... harus saling mendukung kan" Katanya "Aku sudah pernah melihatmu di Runway, kini giliranmu melihatku di konser"

"Baiklah..."

Ia tersenyum ke arahku "Kau beli sendiri tiketnya mengerti" Katanya sebari mengacak rambutku.

"Terserah, lagipula tidak ada yang gratis di sini" Aku mendecak kesal.

Beberapa menit kemudian aku sampai di hotel yang Taehyung pesankan, ia tidak mampir katanya takut ada yang salah paham. Terserah, lagipula aku tidak menginginkan dia mampir kok.

Dengan cepat aku menekan tombol angka, memasukan nomor password. Lalu langsung membuka pintunya ku tutup kembali namun sedikit membanting. Aku melepas tas selempang ku ke sembarang arah, blazer yang kupakai pun kulempar seperti itu.

Aku berlari ke kamar langsung aku menjatuhkan tubuhku ke kasur dengan posisi tengkurap dan menyembunyikan wajahku di atas bantal.

Aku berteriak sekencang-kencangnya sebari menaik turunkan kakiku. Aku membalikan tubuhku menatap ke langit-langit dengan pipiku yang memerah.

"Aku pulang... maaf sudah membuatmu malu" Kata seorang pria yang membuatku terkejut.

"AAAAAAAAAAAA" Teriakku sambil duduk, setelah melihat seorang pria berada di kamarku.

Ya, itu Sugar.

"Kau ini mesum....." Kataku sebari melempar bantal ke arahnya "Pergi atau ku bunuh" Kataku lagi sebari berteriak.

~~~~~~~

Kini aku dan sugar berada di luar hotel, tepatnya di taman depan hotel. Aku benar-benar tidak percaya pria dingin sepertinya berlaku seperti itu.

"Ada barang punyaku yang tertinggal dikamar mu" Katanya memulai pembicaraan " Jangan salah paham, aku benar-benar tidak bermaksud untuk mengintipmu"

"Yasudah...." Decak ku yang masih kesal pada pria satu ini.

"Jangan datang lagi... Kau sendiri tak mau menemui ku" Kataku.

"Baiklah" Katanya yang baru saja akan pergi, lalu dengan cepat ku tarik jaketnya.

Ia membalikan badannya lalu menatap kearahku. Ada yang ingin kutanyakan padanya mengenai laki-laki namun aku terlalu malu untuk menanyakannya.

"Kenapa?" Tanyanya namun aku masih bingung cara mengatakannya bagaimana "Kalau tidak ada aku pergi saja" Katanya yang menepis tanganku dengan lembut.

Aku menghalangi jalannya yang akan pergi, ku beranikan diriku untuk bertanya padanya. Aku mendekatkan wajahku padanya namun ia terus saja mundur.

Jangan salah paham...

Dengan terpaksa ku pegang kedua tanganya, kudekatkan wajahku sambil sedikit memanyunkan bibirku.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya bingung.

Why Must Me?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang