◉27 That's not love...

58 29 46
                                    

Seoul, 23 September 2018

Besok aku harus pergi ke Paris. Paris fashion week acara yang harus aku hadiri. Runway seperti waktu itu, namun adikku tak ikut karena ia juga menghadiri runway di Jakarta.

Selama 3 hari aku di rumah sakit karena tak sadarkan diri. Tenang saja kakiku sudah sembuh, tak masalah. Yang masalah mobilnya.

Agensi tidak mempermasalahkan mobilnya ternyata, mereka malah mengkhawatirkan aku. Sangat mengkhawatirkanku, merawatku dengan sangat berlebihan.

Ya mau bagiamanapun, belum waktunya aku mati.

Ingatanku kembali, namun....

Aku tak ingin bertemu dengan Taehyung lagi, bagaimanapun dia adalah salah satu mimpi burukku.

Aku juga masih punya rasa terimakasih kok, aku harus berterimakasih pada anak 17 tahun yang lalu.

Karena dia... Aku mau hidup, karena dia aku punya batre baru. Sayangnya batrenya sudah mau habis.

Aku membalikan badanku dan menatap manager-nim yang berada di belakangku. Matanya terlihat berkaca-kaca seperti akan mengantarku pergi untuk selamanya.

Kata dia, dia tidak bisa menemaniku untuk saat ini. Karena dia masih ada urusan di Korea, namun dia benar-benar akan menyusulku karena sudah tugasnya menjagaku.

"Sebenernya aku bisa bahasa Korea" (*Berbicara bahasa Korea) Kataku yang kemudian pergi setelah akhirnya melihatnya terkejut atas apa yang kukatakan.

Yah lebih baik dia tahu...

Paris, 27 September 2018

"Sendirian aja neng" Kata seorang wanita dengan memberatkan suaranya dibelakang ku. Aku menoleh ke belakang.

"Anya..." Kataku senang.

Akhirnya orang yang sedari tadi kutunggu tunggu datang. Aku memeluknya kangen.

"Gila banget udah berapa tahun nggak ketemu?" Tanyaku setelah berpelukan.

"Duuuh jangan lebay deh 5 tahun ada kali" Katanya yang membuat kami berdua tertawa.

"5 tahun mah bukan kangen lagi itumah" Kataku sebari tertawa.

"Jadi.... Paris fashion week?" Tanyanya dengan senyuman bangga.

"Iya dong" Kataku sebari malu-malu.

"What about Resi? Nggak ikut?" Tanyanya.

"Nggak" Kataku sebari menggeleng.

"Are you really okay?" Tanya Anya sedikit khawatir.

"Yap i'm okay" Kataku namun sedikit murung.

Mungkin karena kata ' i'm okay ' adalah kebohongan untukku saat ini.

Anya tau... Perjuanganku ketika pisah dengan adikku sehari saja. Aku masih suka menjadikan tanganku alat pelampiasan emosi.

Dimana aku memilih untuk membuat luka ditangan ku, ada yang membekas ada juga yang tidak.

Namun mama membawaku ke dokter tradisional, dimana obat disana sangat ampuh dan lukaku tak membekas sama sekali.

Kalau sampai membekas, aku tidak akan berada disini sebagai model.

"Eh Lo libur apa?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Libur semester... Gw bingung mau kemana ya gw nyusul Lo aja deh" Jawabnya.

"Pasti punya pacar bule nih?"

"Jangan ditanya... Bule nggak ada yang mau sama gw"

"Bullshit banget omongan lu.. Heather kayak lo mana ada yang nggak mau Ama lo" Kataku sedikit kesal.

Why Must Me?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang