◉14 Don't go back i hate

79 56 49
                                    

Jakarta, 3 September 2018

(Sekitar 3 minggu kemudian)

Breakfast ala mpok Yanti memang yang paling the best di rumah ini. Seperti biasa aku dan adikku duduk berdua di meja makan, ayah seorang yang workaholic tentu saja tidak akan pulang jika pekerjaan belum selesai.

Mama yang suka shopping mementingkan event event fashion yang menurut ku tidak begitu penting di luar negeri. Membuat aku dan adikku seperti dua bersaudara yang tidak punya orang tua.

"Kak telurnya nggak mau?" Tanya adikku, namun aku mengabaikannya karena sedang melamun.

"Kak......" Kata adikku lagi, lalu ia mengambil telur ceplok yang ada di piringku.

"Eh eh kok di bawa?" Tanyaku sebari menepuk tangannya yang jail ini.

"I ask you tadi, tapi kakak nggak denger"

"Nanya apa?"

"Makannya kalo punya otak jangan dipake buat bengong doang jadinya lemot tuh" Katanya kesal

"Oh iya dek..... kakak kan nanti tanggal 7 september ke Korea lagi nah abis itu tanggal dua puluhan kakak langsung ke Paris, kamu ada job juga kan di Korea? nah nanti kamu ikut ke Paris apa enggak?" Tanyaku.

"Aku kan ada job di Jakarta, aku paling cuman 5 hari di Korea nggak lama kayak kakak, emang kenapa?"

"Mama udah ngabarin kan? mama katanya mau ketemu kakak di Paris jadi pulangnya masih lama"

"Udah kok, alesannya event-nya 1 minggu trus ada diskon besar-besaran parfume disana, bla... bla... bla" Katanya jengkel

"Yaudah kamu nanti disini sendiri, paling papa pulang-pulang tahun depan" Ledekku

"Iya sekalian aja kita jual rumahnya" Katanya lalu tertawa kecil.

DING....DONG

Suara bel di rumahku tiba tiba berbunyi, menandakan seseorang datang. Aku berjalan ke arah pintu masuk rumahku, sekaligus ingin tahu siapa yang datang.

Sudah beberapa Minggu ini kami memutuskan untuk berbaikan, aku membiarkan dia mendatangiku lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah beberapa Minggu ini kami memutuskan untuk berbaikan, aku membiarkan dia mendatangiku lagi. Tapi bukan berarti aku setuju dengan perjodohan ini.

Pria satu ini juga sudah memberi tahuku alasan dia pergi ke club bersama dengan cewek lain.

Alasan yang dia bilang adalah waktu itu dia di jebak sama temennya.

Waktu itu hari yang kacau bagi dia, tapi dia tidak memberitahu ku kenapa harinya kacau. Pada akhirnya temannya memberikan solusi yang menjatuhkan dia. Dengan cara ngajak dia ke club dan menyuruh cewek-cewek sana datang lalu meneleponku untuk datang.

Sebenernya aku juga percaya tidak percaya, tapi yasudah lah sudah lama berlalu. Lagipula aku bisa ngasih dia kesempatan kedua.

"Kenapa?" Tanyaku

Why Must Me?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang