Happy Family! 17

3.3K 320 53
                                    

Bulan terus berganti. Kini, usia kandungan ku sudah memasuki bulan keempat. Yang artinya, 6 bulan lagi aku akan melahirkan.

"Hihhh, perut mama gede banget! Pasti dedek nggak bisa nafas di dalam sana." Ucap Galen. Aku yang sedang berkaca di cermin besar yang berada di dalam kamar ku, langsung saja mencebikkan bibir ku seperti hendak menangis.

Padahal, perut ku masih terlihat kecil. Tapi, Galen bilang udah keliatan besar.

"Kakak nih, masih kecil itu perut mama nya." Jawab Jason dengan pandangan yang terfokus pada nitendo.

"Papa nih! Jangan panggil kakak!!"

Jason menatap Galen bingung. Kenapa lagi ini dengan anak bungsu nya yang sebentar lagi gelar 'anak bungsu' di ambil alih oleh adik yang masih di dalam perut mama.

"Terus mau nya di panggil apa? Abang? Mas?"

Galen menggeleng-gelengkan kepala. "Panggil Alen kakanda. Kakanda Alen Winata!"

"BUAHAHAHAHA!"

Suara tawaku menggelegar. Ini beneran anakku dan Jason kan? Kenapa dia seabsurd ini sih? Dia nurun siapa coba? Perasaan, Jason nggak seaneh dan sereceh Galen.

"Mama nih. Napa ketawa-tawa? Ada yang lucu?!"

Sembari mengusap air mata yang sedikit mengalir akibat tertwa. Aku mencoba berhenti tertawa dan menatap ke arah Galen. Sedangkan Jason, ia tidak memperdulikan kami berdua. Ia malah asik terhadap game nya.

"Enggak kok. Nggak ada yang lucu," jawab ku sambil menahan tawa agar tidak tertawa terbahak-bahak lagi di depan Galen.

      Siang ini, Surabaya terasa sangat panas sekali. Bahkan, AC di kamar pun tidak berguna sama sekali.

"By, keluar yuk cari es kelapa muda. Sekalian anterin aku belanja bahan-bahan kue. Besok Trisha mau main kesini bareng suami sama anaknya. Dia request minta di bikinin oreo cheese cake." Ucap ku. Jason yang sedang bergurau dengan Galen, langsung saja menoleh kearah ku.

"Hayuk. Tapi aku ganti celana dulu ya!" Jawab Jason. Ia beranjak dari tidurnya dan berjalan mendekat pada lemari baju, ia mengambil celana pendek dan di bawa nya ke kamar mandi.

******

"Uhhh, enak nya es kepala muda ini." Ucap Galen yang berada di tengah-tengah antara aku dan Jason.

Hampir saja, air kelapa yang berada di dalam mulutku menyembur keluar jika aku tidak menahan tawa ku. Jason yang menyadari tingkahku itu, ia menepuk-nepuk pelan punggungku agar tidak tersedak.

"Kelapa dek. Bukan kepala."

"Iya papa, kepala." Jawab Galen ngeyel.

"Yaudah lah, terserah anak pinter aja mau ngomong apa." Ucap Jason pasrah.

Pasalnya, Galen benar-benar spesial tingkah laku nya. Entah, mirio siapa kelakuan-kelakuan aneh yang di miliki Galen.

      Usai berbelanja bahan-bahan kue. Kami bertiga memutuskan untuk kembali pulang.

Saat membuka pintu, terdengar dengan jelas suara Saka yang merdu menyapa telingaku pertama kali. Tapi, ini lagu galau kan?

Saka sedang galau?

Kau hancurkan aku dengan sikapmu
Tak sadarkah kau telah menyakitiku
Lelah hati ini meyakinkanmu
Cinta ini membunuhku ~

Happy Family! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang