Happy Family! 13

3.5K 323 21
                                    

Keesokan harinya, Jason benar-benar membawaku ke rumah sakit. Hanya kami berdua yang pergi. Sedangkan Galen berada di caffe bersama Jaka dan pegawai yang lain nya, karena lagi pada senggang Jason memutuskan menitipkan Galen sebentar pada karyawan nya.

Sembari menunggu antrian. Mulutku terus saja mengunyah coklat yang tadi sempat aku beli sebelum ke rumah sakit. Jason yang melihat ku memakan coklat sedari tadi hanya bisa mengomel. Contoh nya seperti sekarang ini.

"Yang, ini coklat ketiga loh yang udah kamu makan. Udah ya, besok lagi di makan. Nanti kamu sakit gigi yang repot juga siapa?"

Aku menatap sebal pada Jason. Sambil memasukkan batang coklat terakhir ke dalam mulut.

"Ohh, kamu nggak mau aku repotin gitu kalau aku sakit?"

Jason berdecak. "Bukan gitu sayang. Ini juga demi kebaikan kamu kok. Makan coklat banyak-banyak juga nggak baik. Kamu kan tau sendiri,"

"Ya ya. Terseserah deh," jawab ku malas. Ku edarkan pandangan ku ke sekeliling. Banyak ibu-ibu hamil dengan perut yang sudah membesar. Ku elus perut ku yang rata sembari membayangkan jika perutku sudah mulai membesar nanti.

Semoga adek beneran ada di perut mama ya nak. Batinku dalam hati.

"Ibu Lavanya Dinda Wardhani,"

Nama ku terpanggil. Jason membantu ku berdiri dari duduk. Dan menggandeng ku masuk ke dalam ruang dokter kandungan.

Sesampainya di dalam, ada dokter yang sedang duduk di kursinya. Dan ada juga satu perawat yang tadi memanggil ku.

Aku dan Jason duduk di hadapan dokter itu dan dokter itu pun menatap ke arah kami berdua.

"Vanya?"

"Trisha?!"

Aku berdiri dari dudukku, begitu pula dengan dokter kandungan di hadapan ku ini. Kami berdua pun saling berpelukan cukup lama.

Ku putuskan untuk melepaskan pelukan kami terlebih dahulu.

"Ya ampun Trisha. Lama banget ya kita nggak ketemu,"

Dokter kandungan yang bernama Trisha itu menganggukkan kepalanya.

"Iya. Terakhir ketemu waktu kita lulus SD kan? Terus aku pindah ke Surabaya."

Aku mengangguk antusias. Trisha ini adalah teman semasa SD sekaligus tetangga samping rumah ku. Kami berdua cukup dekat. Bayangkan saja, dari pertama masuk sekolah dasar sampai kami berdua lulus SD. Kami selalu sekelas bahkan duduk sebangku.

"Yuk langsung ke bed aja." Ucap Trisha. Ia berdiri dari duduk nya dan berjalan menuju tempat tidur.

Aku dan Jason mengikutinya dari belakang.

Jason pun membantuku naik ke atas tempat tidur. Dan membantu ku menaikkan hoodie hitam milik nya yang ku pakai. Trisha pun mulai mengoleskan gel ke perut ku dan menggerak-gerakkan benda yang baru saja di ambilnya.

"Ini mah udah sebulan Vanya kandungan kamu. Emang kamu nggak ngerasain apa-apa gitu?"

"Enggak. Tapi Vanya suka banget makan coklat akhir-akhir ini," jawab Jason. Aku tidak berbicara apa-apa dan masih terfokus menatap layar monitor.

Trisha mengangguk. Ia pun membersihkan perut ku menggunakan tissue.

"Ini mau di cetak gambarnya?"

Aku mengangguk. Setelah tidak lagi fokus terhadap layar monitor. Kini ku alihkan fokus ku pada Jason yang sedang tersenyum sembari menatap dua lembar foto kecil yang di dalamnya terdapat gambar gumpalan seperti daging.

Happy Family! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang