Happy Family! 2

6.5K 445 33
                                    

Kami bertiga telah sampai di rumah. Ku lihat ada beberapa motor terparkir rapi di depan rumah. Aku berjalan memasuki rumah sembari menggendong Galen yang tertidur lelap.

Sesampai nya diruang tamu, ada 8 remaja lelaki yang sibuk dengan kertas ada juga yang sibuk dengan laptop. Pandangan ku melirik ke segala arah mencari keberadaan Saka.

"Eh eh, iku pacare Saka kan seng gendong arek cilik?" (Eh eh, itu pacar nya Saka kan yang gendong anak kecil?)

Aku tersenyum mendengar bisikan salah satu teman Saka yang berada tidak jauh dari tempat ku berdiri.

"Iyo su! Koyok bule rupane. Oleh teko ndi Saka yo," (Iya njing! Kayak bule muka nya. Dapat dari mana ya Saka,) jawab teman nya yang lain.

Dan tak lama kemudian, Saka datang membawa nampan berisikan teh kotak rasa apel favorit nya. Serta mbak Asih yang mengikuti Saka dari belakang dan membawa beberapa snack.

Saka meletakkan nampan itu di tengah-tengah teman nya. Ia lalu kembali berjalan ke arah ku, mencium pipi Galen lalu mencium tangan kanan ku.

"Mama sama papa dari mana? Terus sekarang papa dimana?"

"Dari malang. Papa masih di garasi tuh,"

Saka mengangguk. Lalu kembali bergabung bersama teman-teman nya.

Aku berjalan pelan menuju kamar Galen. Sayup-sayup aku mendengar ucapan teman-teman dari Saka.

"Serius iku mama mu?" (Serius itu mama mu?)

"Sek ngeyel ae bocah iki. Perlu ta aku njupuk KK ben kon percoyo lek iku mama ku?" (Masih ngeyel anak ini. Apa perlu aku ambil KK biar kamu percaya kalau itu mama ku?) Jawab Saka ngegas. Aku tertawa, dan melanjutkan jalan ku menuju kamar Galen.

******

"Papa, Alin boleh tambah kucing nggak? Soalnya Alin kasian sama si Jamet, dia butuh belaian kasih sayang kucing betina."

Aku tersedak susu yang baru saja ku minum. Bergaul sama siapa ini Alin, bisa-bisa nya ia berkata seperti itu.

"Izin mama lah kak, yang punya rumah kan mama. Bukan papa," jawab Jason yang masih fokus terhadap nintendo switch lite di tangan nya.

Aku masih terdiam melihat percakapan antara bapak dan anak perempuan nya itu. Lalu, Alin pun menoleh ke arah ku yang duduk di atas sofa.

Alin nyengir, memperlihatkan deretan gigi nya. "Mama, boleh ya? Alin janji deh nanti nggak bakal ngerepotin abang atau mas."

Dan pada akhirnya aku mengangguk pasrah. "Janji loh ya, kalau sampai Alin ingkar janji. Awas aja."

"Terimakasih ma! Sayang banyak-banyak deh buat mama!!" Ucap Alin. Ia pun kembali fokus terhadap Jason yang masih memainkan game nya.

Aku kembali menatap ke arah tv yang sedang memperlihatkan sintron 'istri yang tersakiti'. Sebenarnya aku tidak suka sinetron yang seperti itu, tetapi ini kemauan Saka. Jadi lah aku menuruti nya. Mau nonton drakor pun juga nggak bisa, karena di sini masih ada Alin.

Ya, di ruang keluarga ini hanya ada aku, Jason, Saka dan juga Alin. Sedangkan yang lain berada di kamar masing-masing. Terkecuali Galen, ia berada di kamar si kembar.

"Mama, Galen eek nih di kamar kita!!" Suara teriakan dari kamar si kembar terdengar. Aku pun langsung saja bergegas menuju kamar Tama dan Dana.

Sesampai nya di depan kamar si kembar, aku membuka pintu nya lebar-lebar. Di sana ku lihat Galen yang sedang berjongkok dengan ekspresi wajah yang menahan sesuatu.

Happy Family! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang