Happy Family! 4

5.1K 370 61
                                    

Berada dipelukanmu
Mengajarkanku apa artinya kenyamanan
Kesempurnaan cinta
Berdua bersamamu
Mengajarkanku apa artinya kenyamanan
Kesempurnaan cinta

Tak pernah terbayangkan olehku
Bila kau tinggalkan aku
Hancurlah hatiku musnah harapanku sayang ~

Suara merdu nan lembut milik Jason terdengar sampai dapur. Aku yang sedang membuat tahu bulat bersama Alea dan Alin tertawa renyah mendengar Jason menyanyi.

Ya untung saja rumah yang kami tempati sekarang cukup luas. Jadi, jika ada yang berteriak-teriak tetangga tidak akan mendengar teriakan anak-anak yang sedang ribut ataupun sedang bernyanyi.

"Papa nih bucin banget ya ke mama." Celetuk Lea. Aku hanya tersenyum mendengarnya.

"Pasti dulu papa alay banget waktu pacaran," lanjut Lea.

Aku terkekeh pelan. Jason bukan alay sih, lebih tepat nya dia manja kalau kami berdua sedang bertemu.

"Papa mu tuh nggak alay kak. Cuma manja banget kalau udah ketemu mama,"

Alea bergidik geli. "Idih, aku nggak bisa bayangin betapa menderita nya mama waktu papa dalam mode manja begitu."

"Kak awas kedengaran papa loh kamu ngomong kayak gitu. Nggak di kasih uang jajan tau rasa kamu," ucap Alin. Alea yang mendengar ucapan adik nya itu langsung membungkam mulut nya rapat. Jangan sampai papa nya mendengar ucapan nya tadi.

"Oh iya. Mama tuh punya temen atau sahabat nggak sih?" Kini giliran Alin yang bertanya.

"Nggak punya. Kebanyakan temen-temen cewek pada musuhin mama karena mama pacaran sama papa kalian,"

"Dih, kok mereka jahat sih?! Terus mama kalau main sama siapa?"

"Ya sama papa kalian, kadang juga sama om Evan & om Bryan."

"Cuma berempat aja?"

"Iya," jawabku. Sembari mengangkat tahu bulat dari dalam penggorengan.

"Kak, tolong ambilin piring yang gede ya. Jangan lupa kasih tisu juga." Ucap ku menyuruh Alea. Alea beranjak dari duduk nya dan mengambil piring.

"Kalau gitu Alin nggak mau punya temen cewek ahh. Mereka jahat semua kayak monster,"

"Nggak semua jahat kok. Ada juga yang baik. Contoh nya tante Citra sama tante Sakina," jawab ku.

"Iya sih. Tante Citra sama tante Sakina baik banget. Tapi kenapa mama waktu sekolah nggak punya temen cewek?"

Aku menghela nafas pelan. Susah memang menjelaskan pada bocah cilik di hadapan nya ini.

"Nanti, kalau Alin udah besar pasti ngerti. Sekarang Alin pergi ke tempat papa dan bawa minuman ini kesana." Ucap ku sembari memberikan sekantong plastik yang berisikan teh kotak rasa anggur.

Alin menerima kantong plastik itu. Ia pun berjalan menunju ruang keluarga.

      Aku dan Alea berjalan beriringan menuju ruang keluarga. Disana terdapat Jason, Saka, Tama dan Dana, Alin, Galen dan kedua kucing milik Alin.

Kini suara nyanyian telah berganti dengan suara Saka yang mendumel tidak jelas karena kalah bermain PS dengan Tama.

Ku letakkan sepiring besar tahu bulat di atas meja. Lalu duduk di samping kiri Jason yang sedang bergurau dengan Galen.

Galen yang sedang tertawa itu melihat ku. Ia langsung melepas rangkulan dari Jason dan berpindah ke atas pangkuan ku.

"Mama, papa nih nakal. Dali tadi kitik-kitik pelut Alen sampai cakit,"

Happy Family! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang