"Ma, sepatu Lea mana? Kok nggak ada sih?" Teriak Alea dari arah depan villa. Kepalaku yang pusing malah semakin di buat pusing oleh keributan anak-anak yang sedang mencari barang-barang nya. Meminta tolong pada Jason pun juga percuma, tadi saja aku meminta tolong pada nya untuk memandikan Galen saja ia tidak becus sama sekali. Saat aku kembali ke dalam kamar, ku lihat tubuh Galen yang masih terdapat sabun serta rambut nya yang masih banyak dengan busa shampo. Alhasil, aku kembali memandikan Galen.
"Coba cari di koper satu nya kak. Mama lagi mandiin si adek ini," jawab ku dari dalam kamar.
"Adek minta tolong papa buat pakein baju ya. Mama mau mandi dulu," ucap ku pada Galen setelah melilitkan handuk di tubuh Galen. Galen pun menganggukkan kepala dan berjalan keluar dari kamar mandi.
Aku memegangi dada yang terasa sakit. Dari pagi tadi hingga sekarang, aku berjalan mondar-mandir guna menyiapkan pakaian yang akan kami pakai untuk ke acara pernikahan Evan dan Sakina. Aku pun buru-buru melepas seluruh baju yang ku pakai, lalu berdiri tepat di bawah shower yang sejak tadi air nya ku hidupkan.
Perasaanku sedikit lega setelah kepala ku di guyur dengan air pancuran shower yang begitu menyegarkan. Sehingga yang tadi nya kepala ku terasa panas, kini berubah menjadi dingin dan segar.
Lima belas menit berlalu, aku keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk yang menyerupai seperti baju.
"Kamu belum siap-siap juga by?!" Pekik ku setelah melihat Jason yang masih mengenakan baju santai. Yang tadi nya kepala ku sudah mendingin akibat guyuran air, kini kembali memanas melihat Jason yang masih bersantai sembari menonton tv.
Entah mengapa kehamilan kali ini emosi ku sangat suka sekali tersulut. Bahkan, jika mood ku sedang jelek dikit saja Jason lah yang bakal aku marah-marahi sampai puas.
"Aku nungguin kamu yang." Balas Jason sambil berguling-guling di atas tempat tidur. Kedua bola mataku memutar malas, aku berjalan menuju lemari dan langsung membuka pintu nya. Ku ambil celana berbahan kain katun berwarna hitam dan juga kemeja berwarna putih beserta jas yang senada dengan kemeja tak lupa juga dasi panjang berwarna hitam polos.
"Sana by buruan ganti!"
Jason berhenti dari kegiatan gulung-gulung nya dan langsung berjala menuju kamar mandi. "Dandan nya jangan tebel-tebel ya cinta. Nanti aku cemburu kalau kamu banyak yang liatin kecantikan kamu di sana." Ucap Jason yang langsung menutup pintu kamar mandi.
Dasar kang gombal! Ya kali ke pesta nikahan dandanan nya tebel. Bodo amat dengan larangan Jason. Yang penting hari ini aku harus cantik.
******
Sesampainya di hotel The Ritz-Carlton. Aku dan Jason langsung menuju ballroom hotel. Tempat di mana pernikahan Evan dan Sakina di laksana kan.
Kedua bola mataku berpendar mencari keberadaan meja keluarga besar kami.
"Itu mereka!" Ucap ku sembari menujuk salah satu meja yang berada di tengah-tengah. Aku pun menarik tangan Jason agar mengikuti langkah ku.
"Maaf kita baru sampai,"
Semua yang berada di sana pun menoleh dan menganggukan kepala."Iya gapapa, kok Vanya. Tapi sebagai hukuman nya, jagain Mara sebentar." Ucap Evan sembari memberikan Mara pada ku. Aku pun menerima nya dengan senang hati.
Aku duduk tepat di samping kiri Galen. Dan Jason duduk di samping kanan ku.
"Damala cantik banget sih. Nanti kalau dah besal jadi pacal kakanda Galen ya dek!" Ujar Galen senang. Yang lain pun sontak tertawa. Beda lagi dengan Tama dan Jason. Tama yang mendengar ocehan adik nya itu langsung menyentil kening Galen pelan. Sedangkan Jason terbatuk-batuk tersedak minuman nya sendiri.
"Nggak boleh! Itu adek kamu loh Len. Nggak boleh di pacarin." Ucap Tama. Galen pun menatap bingung mas Tama nya.
"Kenapa ndak boleh? Kan suka-suka Galen. Hidup juga hidup Galen. Betul ndak mas Dana?" Jawab Galen sembari menatap Dana yang berada di sebrang nya.
Dana tersenyum bangga dan mengacungkan kedua jempol nya. "Betul banget! Ini baru adek kesayangan mas Dana."
Galen menganggukkan kepala nya dengan semangat sembari membalas acungan jempol sang kakak. Aku yang melihat mereka berdua hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Di anatar keenam anaknya, hanya Tama lah yang waras. Semoga saja calon adik mengikuti sifat Tama yang tidak pernah berbuat hal-hal gila.
Usai acara resepsi dan makan malam bersama. Aku dan Jason memutuskan tidak menginap di hotel. Aku, Jason dan Saka memutuskan untuk pulang ke villa.
"Coba aja aku lahir lebih dulu terus ketemu aunty Sakina. Mungkin yang jadi jodoh aunty Sakina buka om Evan, tapi aku."
Jason terbatuk-batuk setelah mendengar ucapan Saka. Ia meminta air mineral padaku dan langsung saja meminum nya sampai habis. Jason pun membalik kan sedikit tubuh nya menghadap kebelakang, lalu memukul kepala Saka menggunakan botol kosong.
"Aw. Sakit pa!" Gerutu Saka sembari mengusap-usap kepalanya yang baru saja di pukul oleh Jason.
Ya, Saka kalau sedang bersama kami dan adik-adik nya jiwa kegilaan Saka timbul. Tetapi, jika bersama teman-teman atau keluarga besar yang lain sisi cuek, dingin dan judes nya langsung saja timbul.
Jason tidak menjawab gerutuan Saka. Ia fokus terhadap jalanan yang sudah mulai sepi. Sejak tadi, aku memejamkan kedua mata ku. Tiba-tiba saja, rasa ingin muntah dan kepala pusing datang menyerang.
"By, sampai villa tolong pijitin aku ya. Sekalian bikinin teh anget. Rasanya mual banget perut ku, pengen muntah." Ucap ku lemas. Jason menganggukkan kepalanya sembari mengelus-elus perut buncit ku.
🐾🐾🐾🐾
Sesampainya di villa, aku langsung mengganti dress kebaya berwarna putih dan mengganti nya dengan daster bergambar hewan beruang. Sedangkan Jason, ia masih berada di dapur guna membuatkan teh hangat untukku setelah ia memarkirkan mobil nya.
Usai membersihkan wajah dari make up yang sedari tadi siang menempel diwajah ku. Ku tatap wajah ku melalui cermin. Wajah ku pucat sampai-sampai bibir ku kering. Sejak sore tadi, aku sudah merasakan tidak enak badan saat masih berada di ballroom hotel. Dan puncak nya saat di mobil menuju villa tadi. Kepalaku rasanya benar-benar seperti di hantam oleh batu besar. Sakit nya bukan main.
"Sayang, ini teh sama vitamin nya di minum dulu."
Aku membalikkan tubuh mu agar bisa menghadap ke arah Jason. Aku menerima vitamin yang berada di tangan kanan Jason, lalu meminumnya. Wajah ku langsung berubah. Tumben sekali vitamin ini rasanya pahit sekali. Biasanya juga tida ada rasa. Aku pun langsung mengambil teh hangat yang berada di tangan kiri Jason, dan langsung meminum nya sampai habis.
Jason mengambil gelas kosong dan meletakkan nya di atas meja rias. Tangan kanan Jason terulur dan menyentuh kening ku.
"Panas banget loh kamu yang. Besok kita periksa ya," ucap Jason. Aku hanya menganggukkan kepala.
"Ya udah, tiduran dulu di kasur. Aku mau mandi dulu bentar. Nanti habis mandi, aku pijitin kamu." Ucap Jason lagi sembari menuntunku ke arah tempat tidur.
Aku pun langsung merebahkan tubuh ku yang lemas dan di bantu oleh Jason. Aku benar-benar merasa tidak memiliki energi lagi untuk melakukan hal apapun.
.
.
.
.Happy reading❤
Maaf baru bisa update😁
Vote dan komen nya aku tunggu yaa💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Family! [SELESAI]
General Fiction(Follow dulu sebelum membaca. Thank you💕) . . . . Sequel dari 'My Sweet Husband' Di sarankan untuk membaca cerita My Sweet Husband terlebih dahulu yaa. . . . Kalau nggak sibuk cerita ini akan up setiap hari❤ Start: 01 Desember 2020 Finish: 14 Febru...