"Mama, tau earpoods abang nggak?"
Teriak Saka dari dapur. Aku yang memandangi Galen dan Jason berenang seketika langsung mengalihkan pandangan ku ke arah Saka yang semakin mendekat.
"Kok tanya mama. Yang punya kan kamu bang. Ya mana tau lah. Coba deh tanya ke adek-adek mu,"
Saka berdecak kesal sembari mengacak-acak rambut nya. "Mereka nggak ada yang tau ma. Padahal itu earpoods udah abang simpan di tempat buku-buku abang."
Jason yang sedari tadi menyimak. Ia naik ke atas permukaan sembari mengangkat Galen yang berada di pinggiran kolam.
"Papa beliin yang baru deh. Berapa sih harga nya?"
Saka kembali berdecak kesal lalu menatap sang papa. "Nggak mau pa. Itu berharga banget buat abang. Soalnya pemberian dari Maris."
Setelah mengucap nama Maris, Saka langsung menutup mulut nya menggunakan kedua tangan nya.
Aku tersenyum jahil, lalu pura-pura batuk untuk menggoda Saka. "Katanya nggak suka. Tapi barang pemberian dari Maris hilang di cariin sampe marah-marah begini."
Wajah Saka memerah akibat malu. Ia pun mengalihkan tatapan nya pada Galen yang berada di gendongan Jason. Sedangkan Jason sendiri, ia terkikik geli melihat anak pertamanya yang sudah mulai menyukai anak gadis orang.
"Adek tau nggak itu earpoods yang biasa abang pakai. Kan kamu biasanya suka banget masuk kamar barang terus ngeberantakin barang-barang abang?"
Galen yang di tanya seperti itu oleh Saka hanya terdiam dan menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Jason.
"Tuh kan! Udah ngira abang tadi tuh kalau pelakunya si adek. Hayo, sekarang adek taruh mana itu barang abang?"
Galen tidak menjawab. Ia malah semakin mengeratkan pelukan nya pada Jason.
Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. "Besok-besok, kamar nya kunci aja ya bang. Biar nggak ada yang bisa masuk lagi." Ucap ku.
Wajah Saka berubah menjadi memelas. "Terus, nasib earpoods abang gimana ma?"
"Udah, nanti kita cari bareng-bareng." Lerai Jason. Aku pun mengangguk pertanda setuju.
"Iya bang, nanti kita cari sama-sama. Kalau semisal nggak ketemu, beli baru aja atau mama yang bilang ke Maris kalau barang pemberian dia hilang gara-gara adek."
Saka menggelengkan kepalanya. "Nggak usah ma." Jawabnya lesuh.
Ia pun berjalan gontai masuk ke dalam rumah. Sedangkan aku menatap Galen yang tertawa cekikikan di balik leher Jason.
"Adek. Mama nggak suka ya kalau adek kayak gini lagi. Kasian loh abang nya itu barang nya kamu ilangin." Ucapku memberi peringatan pada Galen.
Galen yang sedari tadi menyembunyikan wajah nya di leher Jason. Akhirnya di angkatnya kepalanya laku menatap ku polos.
"Iya, ma maafin Alen. Janji besok-besok Alen ndak ilangin balang-balang nya abang lagi."
"Ya udah, nanti adek minta maaf ke abang ya. Kalau adek udah ilangin barang nya abang." Sahut Jason.
Galen mengangguk kan kepala nya. Dan kami bertiga masuk ke dalam rumah.
******
"Mama, kenapa sih nikahnya nggak sama om Evan aja? Padahal, om Evan kan lebih ganteng dari pada papa."
Aku sontak tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Jason, ia terbatuk-batuk akibat tersedak roti bakar yang ia makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Family! [SELESAI]
General Fiction(Follow dulu sebelum membaca. Thank you💕) . . . . Sequel dari 'My Sweet Husband' Di sarankan untuk membaca cerita My Sweet Husband terlebih dahulu yaa. . . . Kalau nggak sibuk cerita ini akan up setiap hari❤ Start: 01 Desember 2020 Finish: 14 Febru...