Happy Family! 31

3.3K 308 131
                                    

"Dengan ini, hakim memutuskan bahwa saudari Lavanya Dinda Wardhani dan saudara Jason William Winata. Sah untuk bercerai."

Tok.. tok.. tok..

Ketukan palu pun terdengar. Aku memejamkan kedua mata lega, akhirnya aku terbebas juga dari Jason. Aku mengangkat kepala dan menghembuskan nafas lega lalu menatap samping kiri di mana terdapat Jason yang sedang menundukkan kepala nya.

Aku beranjak dari tempat duduk dan berjalan keluar dari ruang persidangan. Saat hendak membuka pintu, aku merasa tangan kiri ku di tarik. Aku pun langsung saja menghadap ke arah seseorang yang menarik tangan ku.

"Kenapa?" Tanyaku pada Jason. Ya, yang menarik tangan ku adalah Jason.

"Boleh minta waktu nya sebentar aja?" Ucap Jason dengan wajah yang menyedihkan.

Aku mengangguk dan kembali berjalan keluar dari ruangan persidangan. Dan Jason pun mengikutiku dari belakang.

Aku memutuskan mencari caffe yang jarak nya tidak terlalu jauh dari pengadilan agama. Dan disinilah aku dan Jason sekarang, duduk saling berhadap-hadapan di salah satu caffe yang berada tak jauh dari pengadilan.

"Kamu nggak perlu keluar dari rumah. Biar aku aja yang keluar," ucap Jason memulai pembicaraan.

"Oke."

"Tapi aku masih boleh ketemu anak-anak kan?"

"Jason, aku nggak akan ngelarang kamu buat ketemu sama anak-anak. Itu hak mu. Kamu mau ketemu iya, nggak mau ketemu juga iya. Bebas." Jawabku. Jason mengangguk lalu menundukkan kepala nya kembali.

Suasana menjadi sunyi. Aku pun melirik jam tangan yang melingkar di tangan kiriku lalu menatap Jason yang juga sedang menatapku.

"Udah nggak ada yang di bicarain lagi kan? Kalau gitu aku pulang." Ucapku dan hendak beranjak dari tempat duduk tetapi tangan ku kembali di tahan oleh Jason.

"Apa lagi Jason? Ini udah mulai siang kasian Isyana dirumah." Ucap ku lagi geram karena tingkah Jason yang sejak tadi menahan ku agar tidak pergi.

"Kasih aku kesempatan sekali lagi Vanya. Aku janji. Aku bakal berubah,"

Aku menghempaskan tangan Jason yang masih mencekram tangan ku. "Nggak ada kesempetan buat orang yang suka ingkar sama janji nya sendiri."

"Kamu ngerti nggak sih Jas apa yang aku rasain pas kamu selimgkuhin untuk yang kedua kalinya? Sakit Jason, sakit!"

"Iya, aku ngerti. Aku emang salah. Tapi ayolah, liat anak-anak. Mereka juga masih butuh aku Vanya."

Aku tersenyum remeh dengan kedua bola mata yang memutar malas. "Denger ya Jason. Kamu itu masih belum mati. Anak-anak juga masih bisa ketemu kamu tanpa harus kita rujuk."

Jason terdiam dengan kedua mata yang mulai berkaca-kaca. Jujur saja, aku pun juga sakit melihat Jason yang seperti ini. Ingin rasanya aku memeluk erat tubuh Jason.

"Aku mau pulang. Secepat mungkin ambil semua barang-barang kamu dirumah." Ucap ku lagi dan berjalan meninggalkan Jason yang masih berdiam diri di tempat duduknya.

******

Aku keluar dari dalam mobil dan menatap bingung pada mobil yang tidak aku kenali terparkir rapi di depan pintu garasi. Aku pun buru-buru masuk ke dalam rumah dan melihat siapa kah pemilik mobil itu.

"Sakina? Evan?"

Mereka pun mendongakkan kepala nya dan menatap ku. Aku pun langsung saja mendekat ke arah mereka.

Happy Family! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang