Seminggu setelah hari kelulusan, Saka benar-benar membawa Safira ke rumah. Dan yang membuat ku senang adalah, Safira membawakan ku jajanan pasar seperti pastel, risoles, kue lumpur, lemper, onde-onde dan masih banyak lagi.
Dan tak hanya itu saja, saat aku mengajak nya untuk masak makan siang. Di suruh nya aku duduk tenang sembari melihat kelihaian Safira dalam memasak. Aku pun menuruti nya.
Dan tak disangka-sangka, masakan Safira benar-benar membuatku tidak bisa berkata-kata saking enak nya.
Calon-calon menantu idaman ini, pikirku saat sedang makan siang bersama.
"Safira lanjut kuliah dimana sayang?"
Safira yang tengah bermain bersama dengan Isyana itu pun menoleh ke arahku. "Di Malang tante. Safira ambil jurusan arsitek,"
"Wah, serius ambil arsitek? Dulu tante pengen banget masuk jurusan itu. Tapi sama nenek nya Saka nggak di restuin. Jadi, tante ambil jurusan bisnis aja sama kayak om Jason."
"Wah. Berarti tante sekelas dong sama om Jason?"
Aku mengagguk sembari tersenyum. "Iya, kita berdua satu kelas lagi. Bayangin aja, dari SMA sampai kuliah sekelas terus sama si om."
"Tapi tante seneng sih, soalnya tante nggak merasa kesepian. Safira pasti pernah dengar cerita Saka kalau tante sulit banget punya temen cewek." Lanjut ku.
Safira menganggukkan kepala nya cepat. "Iya tante, Saka pernah cerita ke Safira tentang itu."
Aku kembali terdiam, tidak lagi menjawab ucapan Safira. Dan Safira pun kembali bermain dengan Isyana.
"Sayang, ikut aku yuk ke cafe bentar."
"Eh, masih ada Safira toh. Om kira udah pulang." Lanjut Jason, sesampainya ia di ruang tengah dan duduk di samping ku.
"Belum om, masih nunggu Saka. Masih mandi dia kata nya,"
Jason mengangguk, lalu beralih menatap Isyana. "Ica mau ikut papa atau abang nganterin mbak Safira pulang?" Tanya Jason pada Isyana.
Isyana menoleh lalu berdiri dari pangkuan Safira dan berjalan mendekati ku dan Jason.
"Ica mau ikut abang aja. Tapi Ica minta uang pa,"
"Buat apa dek uang nya?" Tanyaku.
"Mau beli jajan sama es kelapa di pingil jalan." Jawab Isyana dengan tatapan polosnya.
Jason pun mengambil dompet dan mengeluarkan uang seratusan ribu dua lembar. Isyana dengan wajah bahagia nya, langsung saja mengambil uang yang ada di tangan Jason.
"Thank you papa! Mbak Safila, ayo kita tunggu abang di kamar Ica." Ucap Isyana sembari menggeret tangan Safira.
"Om, tante. Safira izin ikut Ica ya. Tantr sama om hati-hati di jalan,"
Aku mengangguk sambil tersenyum ke arah Safira. "Iya sayang, makasih udah mau di repotin Ica. Nanti, kapan-kapan tante main ke rumah kamu sama Saka."
"Iya tante," jawab Safira. Isyana dan Safira pun berlalu meninggalkan ku dan Jason di ruang tengah.
Aku menatap Jason, dan Jason pun menatap ku balik. "Jadi ke caffe nya?" Tanyaku. Jason mengangguk, ia berdiri dari duduk nya lalu membantu ku berdiri.
"Emang mau ngapain sih by ke caffe?" Tanyaku lagi sembari berjalan dan di tuntun oleh Jason.
"Mau ketemu sama sales mobil sayang. Aku beli mobil buat kado ulang tahun nya Tama dan Dana,"
Aku menghela nafas pelan. Berkali-kali aku mengatakan pada Jason untuk tidak membelikan kado terlalu mahal untuk anak-anak. Tapi apa boleh buat, memarahi Jason pun juga percuma. Ia akan tetap membelikan apapun yang anak-anak minta pada Jason.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Family! [SELESAI]
General Fiction(Follow dulu sebelum membaca. Thank you💕) . . . . Sequel dari 'My Sweet Husband' Di sarankan untuk membaca cerita My Sweet Husband terlebih dahulu yaa. . . . Kalau nggak sibuk cerita ini akan up setiap hari❤ Start: 01 Desember 2020 Finish: 14 Febru...