Happy Family! 40

4.5K 335 91
                                    

Acara ulang tahun Tama dan Dana benar-benar sukses. Apa lagi saat hadiah untuk mereka berdua dari Jason datang. Dana lah yang paling bersorak dengan semangat dan juga beberapa teman wanita nya setelah tau hadiah apa yang baru datang.

Iya, Jason membelikan mobil BMW tipe X2. Milik Dana berwarna kuning, sedangkan milik Tama berwarna hitam.

"Thank you! Berarti mobil nya boleh Dana bawa sekolah dong ya."

Aku menggeleng cepat. Tidak setuju dengan ide Dana. "No! Kalian sekolah tetap di anterin pak Yahya. Mobil boleh di pakai pas kalian kuliah atau mau pergi keluar. Itupun nggak boleh terlalu sering!"

Dana mendesah kecewa mendengar keputusan ku. Sedangkan Tama yang berada di samping Dana sejak tadi hanya tertawa, lalu memukul lengan Dana.

"Kapok! Katrok sih jadi orang." Ucap Tama lalu pergi menuju teman-teman nya.

Dengan lesuh, Dana menyusul Tama yang sudah bergabung dengan teman-teman nya. Aku yang melihat nya hanya bisa menggeleng-geleng kan kepala.

"Jangan terlalu keras dong yang sama anak-anak. Kasihan tau," ujar Jason tiba-tiba. Aku melirik nya sinis. Ini nih yang aku nggak suka dari Jason. Terlalu memanjakan anak-anak.

"Aku nggak keras by. Ini juga demi kebaikan anak-anak kok. Mereka loh belum punya SIM. Nanti kalau ada apa-apa di jalan gimana?"

"Iya sih, kamu bener juga. Udah ah aku mau gabung sama Evan dan yang lain nya dulu." Jawab Jason dan berlalu pergi menuju ke arah Evan.

"Dasar aneh. Kok nggak kamu tempeleng aja itu kepalanya." Ujar Sakina dan di susul suara tawa Citra.

Aku duduk di samping Citra. "Sorry, aku paling anti ya ngelakuin kekerasan dalam rumah tangga kayak begitu."

Sakina mencibir, ia pun kembali terdiam sembari memakan cupcake yang sedari tadi di pegang nya.

"Kakak kapan lahiran? Perut nya udah gede banget, kayak mau meletus begitu." Tanya Citra. Aku menundukkan kepala menatap perut ku yang semakin membesar.

Kuusap-usap pelan perutku. "Kata dokter dua minggu lagi sih. Tapi nggak tau juga, kata nya bisa maju waktu kelahiran nya."

Citra bergidik ngeri, lalu tangan kanan nya terulur ke arah perutku dan langsung diusap-usap nya.

"Sehat-sehat ya adek. Nanti ketemu aunty yang cantik ini,"

Aku terkekeh pelan mendengar ocehan Citra. Lalu mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru taman yang ramai dengan teman sekolah si kembar.

"Ma, coba liat. Galen sama Mara jadi coklat!"

Aku pun menoleh kebalakang. Dan benar saja Galen, Damara serta Isyana yang sudah kotor di seluruh tubuhnya.

"Astaga Galen! Ini kalian kok bisa jadi kayak begini sih? Habis main dari mana?! Terus Juna, Aga sama Runa dimana?" Pekik Sakina setelah melihat kondisi ketiga bocah pembuat onar itu.

"Kita di sini mih."

Aku, Sakina dan Citra menoleh ke arah sumber suara. Kedua mataku melebar melihat si triplest yang kini seperti adonan pisang goreng berjalan.

"YA AMPUN ANAK-ANAKKU!! GINI NIH KALAU NGGAK DI PANTAU, JADI KACAU SEMUA KAN." Teriak Sakina lalu di sambut suara tertawa dari Citra.

"Sabar kak sabar. Jangan ngamuk. Mending kak Kina duduk manis sama kak Vanya, biar Citra beresin ini bocah-bocah nakal." Ucap Citra sembari berdiri dari tempat duduk nya.

"Makasih ya Citra. Maaf, jadi ngerepotin kamu." Balas ku.

"Santai aja sih kak. Mereka udah Citra anggap sebagai anak sendiri," jawab Citra lalu pergi bersama Galen, Damara, Isyana, Aga, Juna dan Runa.

Happy Family! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang