Puas menghabiskan waktu tiga hari bersama Tarisa di Bali, kini aku dan Tarisa memutuskan untuk kembali ke Surabaya.
"Babe, nanti sore jadi jalan kan?"
Aku yang fokus menyetir terhadap jalanan itu menganggukkan kepala. "Iya sayang, jadi."
Tarisa tersenyum senang, lalu memeluk lengan kiriku erat. "Thank you babe,"
"Sama-sama sayang." Jawabku sembari mengusap-usap keningnya pelan.
Mobil ku memasuki area perumahan tempat tinggal Tarisa. Setelah melewati lima rumah, mobil ku berhenti tepat di depan rumah Tarisa.
"Kamu serius nggak mau mampir dulu? Sekalian sarapan bareng babe. Kita belum sempat sarapan loh,"
Aku menggeleng sembari membukakan sabuk pengaman Tarisa. "Nanti sore aku kan kesini lagi. Sekarang aku langsung pulang aja ya. Kasian Vanya pasti udah nunggu aku dari tadi,"
Tarisa mengerucutkan bibirnya gemas. Aku yang tidak tahan melihat Tarisa yang sedang cemberut itu langsung saja ku kecup singkat bibirnya.
"Jangan ngambek dong. Jelek tau!" Ucap ku berusaha menggoda Tarisa. Tarisa pun akhirnya tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya di pundakku.
"Iya, iya. Nih aku udah nggak ngambek lagi." Jawab Tarisa.
"Good girl!"
"Jas, hari ini mobil nya jadi datang kan?"
Aku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. Lalu mengangguk. "Jadi, mungkin agak siangan datangnya."
Tarisa memekik senang dan mencium pipi ku berkali-kali. "Maksih. Makasih banget!"
"Iya cinta, Sama-sama. Udah sana buruan turun. Bisa kan ambil koper kamu sendiri?"
"Iya, bisa kok. Kamu nyetirnya pelan-pelan aja ya. Kita ketemu nanti sore. I love you!" Ujar Tarisa sambil mengecup bibirku sekilas.
"I love you too!"
Tarisa pun keluar lalu sedikit berlari ke belakang mobil untuk mengambil kopernya. Setelah terdengar pintu bagasi mobil tertutup, aku menghidup kan mesin mobil lalu membuka kaca. Aku melambai-lambaikan tangan ku pada Tarisa. Dan Tarisa pun membalas lambaian tangan ku.
Aku kembali menutup kaca mobil, dan menginjak gas mobil meninggalkan Tarisa yang masih berada di depan pagar rumahnya.
Mobil ku telah memasuki pekarangan rumah setelah pak Yahya membukakan pintu pagar. Aku keluar dari mobil lalu mengambil koper terlebih dahulu di dalam bagasi.
Setelah mengunci mobil, aku berjalan mendekat kearah Vanya yang sedang berdiri dengan Isyana yang berada di gendongan nya.
Aku mencium pipi Isyana terlebih dahulu lalu hendak mencium Vanya tetapi ku urungkan karena tercium bau bawang dari tubuh Vanya.
"Kok kamu bau bawang sih? Belum mandi ya?" Tanyaku dan menatap Vanya dari atas sampai bawah dengan tatapan ilfeel.
"I-iya by. Aku emang belum mandi. Tadi selesai masak, aku langsung ambil Isyana dan duduk disini nungguin kamu." Jawab Vanya dengan suara menahan tangis.
Aku berdecak, lalu mengambil Isyana dari gendongan Vanya. "Mandi dulu sana! Bisa-bisanya kamu gendong Isyana dengan bau badan kamu yang begitu." Ucapku lalu meninggalkan Vanya yang masih berdiri seperti patung.
Aku sadar telah keterlaluan pada Vanya. Tapi aku benar-benar kesal terhadapnya. Aku baru saja tiba dari Bali lalu melihat penampilan Vanya yang seperti orang tidak terurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Family! [SELESAI]
General Fiction(Follow dulu sebelum membaca. Thank you💕) . . . . Sequel dari 'My Sweet Husband' Di sarankan untuk membaca cerita My Sweet Husband terlebih dahulu yaa. . . . Kalau nggak sibuk cerita ini akan up setiap hari❤ Start: 01 Desember 2020 Finish: 14 Febru...