Sejak semalam, Jason tidak pulang kerumah. Dan pagi ini aku meminta pak Yahya untuk mengantar ku pergi ke pengadilan agama setelah mengantar anak-anak ke sekolah.
"Mata mama kenapa? Kok bengkak?" Tanya Alin setelah menyelesaikan sarapan nya.
Aku menyentuh kedua mataku, dan ternyata memang benar. Mataku masih membengkak akibat menangis semalaman.
"Gapapa kok kak. Efek nonton film azab aja ini semalam terus nangis, akhirnya jadi bengkak begini." Jawabku sembari tersenyum. Alin menganggukkan kepala dan berdiri dari duduk nya.
"Kalau gitu Alin berangkat sekolah dulu ya ma," ucap Alin sembari mencium tangan kanan ku dan mencium kedua pipiku.
Sekuat tenanga, aku menahan air mata agar tidak menetes. "Iya, sekolah yang pinter ya kakak. Sampai ketemu nanti sore,"
Alin mengangguk kan kepala sembari tersenyum. Kini, giliran Alea yang berada dihadapan ku. Jelas sekali, Alea ingin menangis. Aku pun langsung memeluknya erat.
"Jangan nangis sayang, kasian bedak mu luntur nanti." Ucap ku diselingi dengan candaan receh. Alea melepas pelukan ku lalu menghapus air mata nya.
"Mama ini. Lagi sedih juga, masih sempat-sempat nya bercanda. Udah lah Alea berngkat sekolah dulu." Balas Alea dan pergi menyusul Alin.
Kini, tersisa keempat jagoan yang paling aku banggakan. Saka, Tama dan Dana mendekat kearahku, dan langsung memelukku sangat erat.
Aku pun tidak bisa lagi menahan tangis. Di dalam pelukan mereka, aku menangis sejadi-jadinya."Maaf, tolong maafin mama. Mama belum bisa jadi mama yang terbaik buat kalian. Sekali lagi mama minta maaf nak." Ucap ku dengan isakan tangis yang memilukan. Hanya mereka bertigalah yang bisa membuat ku merasa tenang dan merasa aman saat ini.
"Mama nggak perlu minta maaf. Sekarang keputusan ada di tangan mama sepenuhnya. Kita bertiga akan selalu dukung apapun dengan keputusan mama," ujar Saka aku melepas pelukan dan menghapus air mata lalu menatap mereka secara bergantian.
"Terimakasih. Terimakasih karena kalian sudah hadir di hidup mama," ucap ku lagi dengan air mata yang masih terus mengalir.
"Anything for you ma," jawab Dana dan diangguki kepala oleh Saka dan Tama. Aku pun langsung mencium kening mereka secara bergantian. Lalu menatap pada Galen yang sejak tadi menatap drama yang ku buat.
"Mas Galen diem aja. Nggak mau mama cium juga?"
Galen turun dari kursinya, lalu sedikit berlari dan langsung meluk pinggang ku erat sembari menangis kencang.
"MAMA JANGAN NANGIS. GALEN IKUTAN SEDIH KALAU MAMA NANGIS."
Air mata ku kembali meluruh diiringi dengan kekehan pelan. Aku berjongkok, menyamakan tinggi bada Galen. Lalu, menghapus air matanya.
"Mama nggak nangis kok. Nih air mata mama nggak ada kan?"
"Mama bohong. Ini apa kalau bukan ail mata?" Jawab Galen sembari menghapus air mataku.
Aku memeluk Galen erat dengan isakan tangis yang sangat memilukan."I-ini mama udah berhenti nangis kok. Sekarang Galen berangkat sekolah ya. Nanti siang mama yang jemput," balas ku dengan suara bergetar lalu melepas pelukan dengan Galen.
Galen menghapus air mata serta ingusnya menggunakan tissu. "Oke. Kalau gitu, Galen belangkat ya. Bye mama!" Ucap Galen dan berlalu pergi meninggalkan ruang makan diikuti oleh Saka, Tama dan Dana.
Punggung anak-anak sudah tidak terlihat. Aku terduduk lalu menyembunyikan wajah menyedihkan ku di balik lipatan tangan. Aku kembali menangis sejadi-jadi nya sembari memukul-mukul keras dada ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Family! [SELESAI]
General Fiction(Follow dulu sebelum membaca. Thank you💕) . . . . Sequel dari 'My Sweet Husband' Di sarankan untuk membaca cerita My Sweet Husband terlebih dahulu yaa. . . . Kalau nggak sibuk cerita ini akan up setiap hari❤ Start: 01 Desember 2020 Finish: 14 Febru...