Extra Chapter

3.9K 317 89
                                    

Saka pov

"Abang mo mana?"

Aku yang sedang memakai kemeja flanel kotak-kotak berwarna biru, lalu menatap pada Rion yang sejak tadi tiduran sembari memainkan iPad milik ku.

"Mau keluar dek."

Rion langsung terdusuk dan melompat dari atas kasur. "Lion ikut."

"Nggak usah. Abang keluarnya sama mbak Safira. Adek dirumah aja ya, nanti abang beiin terang bulan kesukaan adek."

Rion menggeleng cepat. Ia tetap kekeh pada pendirian nya. "Gak! Pokoknya Lion ikut. Tunggu bental Lion ganti baju dulu."

Aku mengehembuskan nafas pelam. Gagal sudah pergi berkencan dengan Safira.

Aku keluar dari kamar, dan tak lupa juga mengunci nya. Saat melewati kamar Rion, aku berusaha sedikit berlari agar Rion tidak mengetahui keberadaan ku.

"Abang jangan lali Lion dah siap ini."

Aku sontak memberhentikan lar ku dan langsung menoleh ke belakang. Benar saja, Rion telah rapi dengan pakaian nya.

Sore ini Rion meniru gaya pakaian ku. Ia menggunakan kemeja flanel kotak-kotak berwarna merah dengan kaos hitam sebagai dalaman serta celana jins selutut.

"Ayo bang kita pelgi. Kasian mbak Safila nungguin kita," ucap Rion.

"Mau kemana sih bang? Kok si adek sampai ngotot banget pengen ikut."

"Mau pergi sama Safira ma. Abang udah janji sebulan yang lalu mau ajak dia jalan-jalan."

"Sama Dilan? Kalau iya, ajak mereka mampir ya bang. Mama kangen banget sama Dilan." Ujar mama dan ku balas dengan anggukan kepala.

"Yaudah kalau gitu abang berangkat ya ma. Yuk dek jalan keburu kemalaman nanti."

Rion pun berjalan menuju ke arahku. Tapi, ia memutar tubuh nya dan kembali berjalan menuju mama.

"Uang jajan?" Ucap Rion sambil mengulurkan kedua tangan nya di hadapan mama.

"Nggak usah dek. Abang bawa uang kok,"

Rion menggeleng, ia masih bertahan dengan posisi nya. Mama pun tersenyum lalu mengambil uang dari dalam saku daster nya.

"Nih, kalau kurang minta ke abang ya dek." Ucap mama dan memberikan selembar uang ratusan ribu.

Rion tersenyum lebar, lalu menerima uang pemberian mama dan langsung di masukkan nya ke dalam saku kemeja nya.

"Makasih mama! Kalau gitu Lion pelgi yaa. Bye!!"

Rion kembali berlari kearah ku, lalu langsung menarik tanganku agar mengikuti nya.

Saka pov end

~~~~

Setelah kepergian Saka dan Rion, aku memutuskan untuk kembali ke kamar dan berniat merebahkan tubuh. Karena sejak tadi pagi sampai menjelang siang, aku disibukkan dengan membuat adonan kue kering pesanan teman-teman Alea.

Ya, diusiaku yang sudah tidak muda lagi ini memutuskan untuk berjualan kue guna mengurangi rasa bosan di rumah.

"Astaga Jason, dari tadi masih main PS? Udah makan belum? Vitamin nya juga udah di minum belum?"

"Jangan sampai bilang belum ya!" Ucap ku kesal setelah melihat Jason yang masih terdudum manis sambil memainkan PS.

Jason nyengir, ia mempause game nya lalu berdiri dari duduk nya dan berjalan mendekati ku.

Happy Family! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang