Happy Family! 34

3.6K 314 59
                                    

Jason

Hari ini adalah hari minggu. Aku yang saat ini sedang tiduran di atas kasur sembari memandangi langit-langit kamar apartemen, tiba-tiba saja di kejutkan dengan getaran ponsel yang berada di bawah bantal. Aku pun mengambil nya dan melihat siapa yang mengirim pesan sepagi ini.

Vanya:

Kalau ada waktu senggang main ke rumah. Aku lagi adain camping kecil-kecilan sama anak-anak. Sekalian juga bawa pacar kamu.

Aku tersenyum tipis setelah membaca pesan dari Vanya. Dia nggak ngerti aja, seberapa sakit nya aku jika ia menyuruhku membawa wanita lain. Padahal sudah sangat jelas kalau aku sangat-sangat ingin rujuk kembali dengan nya.

Ku lempar ponsel ke segala arah lalu beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.
Saat melewati cermin besar yang ada di lemari, aku melihat tubuh ku dari atas sampai ke bawah.

"Kalau masih sama Vanya, pasti nggak kurus begini badan ku. Mana kumis cepet banget tumbuh nya." Gumam ku sembari memegangi dagu yang sudah di tumbuhi bulu-bulu halus.

"Alah bodo amat. Tak mandi dulu terus langsung cus pulang ketemu sama anak-anak!"

       Mobil telah ku parkir rapi di depan pintu garasi. Aku keluar dari dalam sambil menenteng dua kantong plastik yang berisikan camilan. Kepala ku berpendar kesana-kemari mencari-cari mobil milik Bagas. Dari pada aku penasaran, lebih baik aku bertanya pada pak Yahya.

"Pak Yahya, kok nggak ada mobil lain selain punya saya? Emang Bagas nggak datang ya?"

"Datang kok pak. Bahkan sudah dari tadi. Mas Bagas kalau kesini nggak pernah bawa mobil, soal nya rumah mas Bagas ada di daerah sini." Jawab pak Yahya.

Oalah pantesan. Eh tapi, berarti dia sering kesini dong?

"Berarti sering kesini dong?"

Pak Yahya mengangguk. "Iya pak, hampir setiap hari malahan."

Hatiku tersentil mendengar cerita dari pak Yahya.
Kepalaku menggeleng cepat, aku nggak boleh overthingking seperti ini.
Aku pun memilih masuk ke dalam rumah setelah berpamitan dengan pak Yahya.

Sesampainya di taman belakang, aku melihat Vanya dan juga anak-anak yang sedang tertawa kencang. Seperti keluarga bahagia saja, pikirku.

"Halo, sorry telat." Ucap ku. Sontak semua pun menoleh. Dan Alin pun beranjak dari duduk nya lalu melompat ke dalam pelukan ku dengan kaki yang melingkar di pinggangku.

Aku yang kesusahan karena Alin tiba-tiba saja meminta di gendong, padahal ia sudah besar.
Dana pun tanpa berbicara dengan ku membantu ku membawakan dua kantong plastik yang sejak tadi ku bawa.

"Kak, kamu udah gede loh. Ya kali nggak malu diliatin sama Isyana?" Ucap Vanya. Ada perasaan bahagia karena Vanya masih memberikan perhatian kecil nya padaku.

"Nggak ngurus. Alin kangen banget soalnya sama papa,"

Aku tersenyum mendengar ucapan dari Alin. Aku pun sama, sama dengan Alin yang juga merindukan mereka.

"Turun bentar kak, papa kesusahan ini mau duduk." Ucapku setelah bergabung dengan yang lain. Saat hendak duduk, tiba-tiba saja ada yang memeluk betisku erat. Aku pun menundukkan kepala dan melihat siapa pelaku yang memeluk betisku erat.

Dan betapa terkejut nya aku. Isyana lah yang tiba-tiba memeluk betisku. Aku menyingkirkan nya terlebih dahulu, setelah itu aku menyamankan duduk di sebelah Bagas dan langsung saja memangku Isyana.

"Halo dek. Papa seneng banget loh pas kamu peluk betis papa erat banget. Pengen nangis deh rasanya, tapi malu di liatin sama om Bagas sama kakak-kakak kamu. Jadi, sebagai ganti nya biar papa nggak nangis. Papa peluk kamu ya?" Ucap ku dan langsung memeluk Isyana. Kedua air mataku tak bisa di bendung lagi.

Happy Family! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang