Duh enaknya, jadi orang kaya
Beli apa, juga bisa
Pergi kemana saja bisa
Bisa kaya nggak ya kita ya?
Bisa, pasti bisa
Asal kita rajin be--"Open bo."
"Heh! Siapa itu yang bilang open bo?" Ucap ku sedikit berteriak karena mendengar kata-kata 'open bo'.
"Ini ma, mas Dana nih yang bilang. Punya mas kok nggak bisa ajarin adek-adek nya yang baik." Jawab Alea.
Dana tertawa, ia lalu duduk di samping ku. Tangan ku pun dengan gemas langsung menyentil mulut nya.
"Sakit ma!" Pekik Dana sembari mengusap-usap mulut nya.
"Kapok! Sentil berkali-kali harus nya ma, biar ngomong nya beneran dikit." Cetus Lea lagi.
Aku hanya menggeleng kan kepala. Entah belajar dari mana si Dana ini, kok bisa-bisa nya di mengerti hal-hal begituan.
"Kamu tuh mas, bukan nya ngajarin adek nya yang bener. Ehh ini malah di ajarin yang nggak bener. Di kepala mu isi nya apa sih? Bisa-bisa nya adek nya di suruh begituan?"
"Dana kan emang gila ma. Di sekolah pun dia lebih gila lagi dari pada di sini," sahut Tama yang baru saja tiba dari dapur.
"Ehh, kon ojok buka aib lah!" (Ehh, kamu jangan buka aib lah) jawab Dana memelas.
Tama mengangkat kedua bahu nya pertanda bodo amat. Ia pun duduk di bawah bersama Alea.
Aku kembali menggeleng kan kepala. Lalu mencari keberadaan Alin dan Galen yang sedari tadi tidak terlihat dan terdengar suara nya.
"Alin sama Galen mana?"
"Di taman belakang, lagi main sama jamet sama ijah." Jawab Tama.
"Berdua aja?"
"Ada abang kok ma di sana,"
Aku yang sudah berdiri dan hendak menyusul Alin dan Galen di taman belakang, ku urungkan. Karena di sana, sudah ada Saka. Aku kembali duduk di sofa, lalu sedikit melirik ke arah Dana yang sibuk dengan ponsel nya.
"Hayo, chattingan sama siapa itu? Kok ada sayang-sayang nya?!"
Dana buru-buru mematikan ponsel nya dan menatap ke arah ku sembari tersenyum lebar sampai kedua mata nya menyipit.
"Temen kok ma,"
"Bohong ma! Dia punya pacar di sekolah, bahkan satu kelas sama kita." Sahut Tama yang sedang asik menonton video klip mereka waktu itu.
Dana berdecak kesal. Punya kembaran kok nggak guna banget. Bukan nya membantu, malah semakin membuat Dana terpojok kan.
"Coba sini mama liat hp nya," ucap ku sembari menyodorkan tangan di hadapan Dana.
Dengan rasa terpaksa dan tidak ikhlas. Dana memberikan ponsel nya pada ku.
Aku mulai fokus membaca chatting Dana dan pacar nya. Ekspresi ku tidak bisa di jelaskan, ini yang alay Dana atau cewek nya sih? Perkara bales chat lama di permasalahin? Astaga, nggak mau percaya. Tapi aku baca semua isi chatgingan itu.
"Mama saran, kalau cari cewek jangan yang kayak begini mas." Ucap ku sembari mengembalika ponsel pada Dana.
"Kenapa?"
"Alay banget itu pacar mu. Kalau papa tau, pasti di ketawain kamu. Cari cewek kok modelan kayak begitu,"
"Cewek siapa?"
Itu suara Jason! Ia baru saja pulang dari caffe.
"Ini, cewek nya anak mu by. Ya masa perkara bales chat lama dia marah-marahin Dana. Kan alay banget,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Family! [SELESAI]
General Fiction(Follow dulu sebelum membaca. Thank you💕) . . . . Sequel dari 'My Sweet Husband' Di sarankan untuk membaca cerita My Sweet Husband terlebih dahulu yaa. . . . Kalau nggak sibuk cerita ini akan up setiap hari❤ Start: 01 Desember 2020 Finish: 14 Febru...