Seminggu setelah melahirkan, kini aku sudah berada di rumah. Trisha memperbolehkan aku pulang ke rumah setelah rawat inap di rumah sakit selama tiga hari.
"Ihh, gemesnya adik mas Galen nih. Pengen cium belkali-kali deh tapi sama mama ndak boleh, takut kamu nangis telus mas Galen yang di suluh nenenin kamu."
Aku hanya menggeleng kan kepala mendengar celotehan Galen. Sejak pertama kali aku menginjakkan kaki di rumah dan Galen melihat Isyana untuk yang pertama kalinya, Galen memutuskan untuk mengganti panggilan kakanda menjadi mas. Galen bilang, panggilan kakanda hanya di khususkan untuk Damara, anak dari Evan dan Sakina.
"Ma, adik kapan bisa jalan? Galen mau pamel ke temen-temen Galen kalau Galen punya adik yang cantik banget."
"Masih lama mas, adiknya kan baru lahir seminggu yang lalu."
Galen mengangguk. "Iya juga sih. Oh iya ma, kalau adik Isyana dah besal. Galen minta adik satu lagi ya, yang cowok tapi. Bial adil. Cewek satu, cowok satu."
Kedua bola mataku melotot. Enteng banget ini si Galen kalau minta adik, berasa minta mainan terus langsung di kasih. Mendadak, kepalaku pening dan bingung untuk menjawab perkataan Galen.
"Isyana udah cukup Galen."
Aku dan Galen menoleh ke belakang secara bersamaan. Di sana terdapat Jason yang membawa sepiring kue di tangan nya.
"Ihh papa nih. Galen kan juga mau adek cowok pa!" Jawan Galen. Jason tidak menanggapi Galen dan memilih mengambil alih Isyana dari gendongan ku setelah meletakkan piring kue di atas meja.
"Galen, dari pada kamu ngeyel terus berujung nangis. Mending mama temenin kamu tidur siang sekarang." Ucapku dan berdiri dari duduk lalu sedikit menarik tangan Galen.
Sesampainya di kamar Galen, aku membantu nya naik ke atas tempat tidur. Aku pun menyusul merebahkan tubuh di samping Galen.
"Mama,"
"Hmmm."
"Kenapa mama sayang banget sama kita?"
Aku membuka kedua mata dan menatap Galen yang sedang memainkan kancing baju ku. "Ya karena kalian anak-anak mama," jawab ku.
"Kalau bukan anak mama, belalti mama ndak bakal sayang dong sama kita."
Aku mendesah bingung. Ngapain juga tadi menanggapi Galen? Gini kan jadinya sekarang, jadi kemana-mana pertanyaan Galen.
"Mas Galen yang paling ganteng serumah, yuk tidur aja. Kalau kamu nggak cepet tidur, mama tinggalin loh ya."
Dengan cepat, Galen menghadap ke arahku dan langsung memelukku erat. Aku pun membalas pelukan Galen dan memejamkan kedua mataku.
🍃🍃🍃🍃
"ASTAGA ALIN!! KUCING MU KOK BISA MASUK KAMAR ABANG SIH DEK?! LIAT INI KASUR ABANG BASAH KARENA DI OMPOLIN JAMET!!"
Alin yang sedang bermain game bersama dengan kakek dan opa nya langsung saja berdiri dan berlari menuju kamar abang nya. Sesampainya di sana, Alin melihat sang abang yang sedang menggendong kucing kesayangan nya sembari menurunkan bantal serta guling lalu menarik seprei bergambar captain amerika.
"Mana jamet?" Tanya Alin berpura-pura tidak melihat jamet yang berada di tangan Saka.
Saka menoleh, lalu menatap Alin geram dan memberikan kucing jantan berwarna abu-abu itu pada Alin.
"Punya kucing di jaga dong. Kalau kayak gini siapa yang mau tanggung jawab?" Ujar Saka kesal.
"Jamet aja nih yang suruh beresin. Kan dia yang ngompol di kasur abang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Family! [SELESAI]
General Fiction(Follow dulu sebelum membaca. Thank you💕) . . . . Sequel dari 'My Sweet Husband' Di sarankan untuk membaca cerita My Sweet Husband terlebih dahulu yaa. . . . Kalau nggak sibuk cerita ini akan up setiap hari❤ Start: 01 Desember 2020 Finish: 14 Febru...