"Kakak jadi ke makam Sabian?"
Aku yang sedang fokus memakan gado-gado langsung menoleh ke arah bunda yang sejak tadi menatap ku.
"Jadi bun. Besok tapi, sekalian tunggu mama. Kata nya mau ikut." Jawab ku. Bunda pun mengangguk.
"Kamu udah periksa kandungan bulan ini belum?"
Aku menggeleng. Dan memasukkan sesuap lontong dan sayur yang di lumuri bumbu kacang. "Belum bunda, rencana nya sih sebelum ke Jakarta kakak mau periksa di sini."
"Bunda sama mami yang anterin ya kak!" Ucap bunda antusias. Aku pun hanya bisa menganggukkan kepala.
Usai makan, aku masuk ke dalam kamar dan melihat Jason yang masih tertidur. Yup, sesampai nya kami di Semarang. Jason memutuskan untuk tidur kembali. Tadi, waktu di perjalanan Jason mengeluh mengantuk. Untung saja dia masih kuat melanjutkan perjalanan.
Ku cubit hidung mancung milik Jason lalu ku gerak-gerak kan kekanan dan kekiri secara perlahan agar tidur Jason sedikit terusik.
Jason tidak bergerak sedikit pun ia malah memelukku erat dengan kaki yang melingkar dipaha ku. Jadi, seakan-akan aku ini bagaikan guling.
Ku singkirkan kaki Jason dari atas paha ku. Lalu, tangan kanan ku mencubit keras pipi nya. Ia pun langsung terbangun dari tidurnya dan langsung mendudukkan tubuhnya sembari mengusap-usap pipi nya.
"Kenapa yang?!" Tanya Jason dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Udah sore by. Mandi sana!"
Jason tidak mendengarkan ucapan ku. Ia malah kembali tidur dengan kepala yang menyandar di ceruk leher ku. Aku mendengkus kesal melihat Jason yang malah kembali tidur.
Senyum jahil ku terkembang, jari telunjuk dan jari tengah ku ku masukkan ke dalam lubang hidung Jason. Ia pun megap-megap susah nafas seperti ikan yang keluar dari dalam air.
Jason kembali terduduk dengan wajah sebalnya. Lalu menyingkirkan tangan ku yang masih berada di hidung Jason.
"Ganggu terus. Mau apa sih yang?"
Aku ikut terduduk dan mengahadap Jason. Kedua tangan ku mulai aktif membuka kancing kemeja flanel yang di pakainya. "Aku mau kamu mandi. Terus anter aku beli siomay."
Jason sedikit berdecak. Dengan kedua mata yang masih mengantuk berat, Jason berdiri dari duduk nya dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di kamar ku. Ya, sesampai nya di Semarang kami semua memutuskan untuk ke rumah bunda. Besok, kami semua baru mengungsi ke rumah mami setelah mama sampai di Semarang.
Sedangkan di teras rumah, terdapat Saka, Tama dan Dana, Alea, Alin dan Galen yang sedang bermain kartu remi bersama kedua aunty nya.
"YEEEE ABANG KALAH ABANG KALAH. MUKA NYA HARUS DI CORET!" Teriak Galen sembari menunjuk wajah Saka yang sudah di penuhi coretan bedak akibat kekalahan nya dalam bermain kartu remi, dan menggoyang-goyangkan bokong semok nya di tenga-tengah abang, mas kembarnya, kakak, dan aunty nya.
Lala yang berada tepat di belakang pantat Galen yang seperti donat itu di pukul nya pelan. "Eyy dasar bocil! Nggak sopan banget ini onty nya di kasih pantat."
Galen langsung menegakkan badan nya dan menghadap ke arah aunty favorit nya. Galen menunjukkan senyum lebar sampai-sampai memperlihat kan deretan gigi nya. "Maaf ya onty Lala yang cantik. Alen janji ndak ulangi lagi." Ucap Galen sambil mencium kedua pipi Lala.
Tama yang melihat adik nya mencium pipi aunty Lala mendelik tak percaya. Bisa-bisa nya Galen modus aunty Lala, mentang-mentang aunty Lala cantik. Kemudian kepala Tama menggeleng pelan, ia khawatir jika Galen besar nanti akan mengikuti jejak kembaran nya menjadi fuckboy. Soal nya, sepengelihatan nya sekarang Galen sudah bisa modus seperti tadi. Dan Tama tidak akan membiarkan sang adik menjadi seperti kembaran nya itu.
"Modus banget si adek." Ujar Saka dengan wajah cuek. Baru saja Tama akan berbicara seperti itu, tetapi abang nya mendahului nya.
"Modus tuh apa?" Tanya Galen polos. Dengan secepat kilat, Dana menjawab pertanyaan sang adik.
"Bukan apa-apa dek. Nggak usah dengerin apa kata abang sama mas Tama ya. Dengerin aja apa kata-kata mas Dana,"
Sontak saja Saka melempar case ponsel nya tepat mengenai wajah tampan Dana. Tama yang melihat itu langsung tertawa terbahak-bahak.
"Kapok kon!" (Rasain kamu!)
Ucap Tama dan melamjutkan tertawa nya. Dana yang sedang mengusap-usap wajah nya dengan mulut yang cemberut itu langsung menggeplak paha sang kembaran keras.Tama yang di perlakukan seperti ini tidak terima. Ia pun membalas perlakuan Dana dan terjadilah perang ke sembilan ratus sembilan puluh sembilan kali.
❣❣❣❣
"Nenek, Alin besok mau dong di bikinin rempeyek teri kayak waktu itu. Sama sambel pecel sekalian ya nek." Ucap Alin saat kami semua berkumpul di ruang tamu.
Sudah kebiasaan bagi kami berkumpul terlebih dahulu usai makan malam bersama.
"Boleh. Besok pagi kita belanja bahan-bahan nya di pasar ya sayang." Balas bunda.
"Lea juga mau ikut ke pasar!"
"Iya, semuanya juga boleh ikut kok." Jawab bunda. Bunda teramat sangat bahagia atas kedatangan kita semua. Ya, sejak kepindahaan ku di Surabaya, bunda merasa kesepian karena kedua adik ku juga mulai jarang ada di rumah karena bekerja. Jadi, di rumah hanya tinggal ayah dan bunda ku saja.
"Mama, besok jadi ke makam Sabian kan?"
Kini, pandangan ku teralih pada Saka yang menatap ponsel nya. Dan kepala kumengangguk. "Jadi, tapi tunggu oma sampai rumah dulu. Mungkin ke makan nya siang."
"Oke deh. Saka naik motor aja ya ma. Nanti sepulang dari makam, abang mau mampir ke panti asuhan." Jawab Saka.
"Boleh, nanti mama nitip sesuatu ya bang terus kasih ke ibu Aisyah." Ucap ku. Saka menganggukkan kepala nya sembari mengacungkan jari jempol nya.
Sudah lama juga aku tida ke panti asuhan. Nanti, sepulang dari Jakarta aku akan main-main ke sana bersama dengan Jason.
"By, kamu masih rutin kan donasi di panti tempat abang dulu?"
Jason mengangguk. "Masih yang. Emang kebapa?"
Aku tersenyum lalu menggeleng kan kepala. "Gapapa. Besok aku minta uang ya by. Mau kasih ke bu Aisyah sama beliin anak-anak McD atau apa gitu biar anak-anak panti seneng."
"Boleh. Besok aku transfer langsung ke abang,"
Senyumku semakin mengembang. Aku menggeser tubuh ku ke kanan agar mendekat dengan Jason. Lalu, kedua tangan ku melingkar sedikit erat di leher Jason. Ku kecup seluruh wajah Jason secara bertubi-tubi. Jason tertawa pelan, ia membalas memeluk pinggangku tidak terlalu erat karena terhalang oleh perut buncit ku.
"Makasih ya suamiku yang paling tampan, paling baik, dan paling boros. Aku sayang banget sama kamu!" Ucap ku setelah puas menciumi wajah Jason. Jason melepas pelukan nya di pinggang ku, lalu kedua tangan nya beralih memegang pipi ku.
"Iya cinta, sama-sama." Balas nya. Wajah Jason mendekati wajah ku dengan kepala yang sedikit miring. Tak lama kemudian, bibir nya menempel di bibir ku. Dan kami berdua pun berciuman sampai berkeringat.
.
.
.
.Happy reading💞
Maaf baru bisa up, semalam lagi ada acara di luar soalnya😭Ohh iya, untuk cerita terbaru dimohon ke sabaran nya ya:'). Besok atau nggak lusa baru aku publish. Maaf kan diriku yang ingkar janji, harus nya kemarin sabtu udah aku publish. Tapi nggak jadi karena masih aku revisi dan nunggu cover nya jadi🙃
Maaf jadi curhat😂
Vote dan komen nya aku tunggu ya💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Family! [SELESAI]
General Fiction(Follow dulu sebelum membaca. Thank you💕) . . . . Sequel dari 'My Sweet Husband' Di sarankan untuk membaca cerita My Sweet Husband terlebih dahulu yaa. . . . Kalau nggak sibuk cerita ini akan up setiap hari❤ Start: 01 Desember 2020 Finish: 14 Febru...