Chika sudah berada di dalam mobil Dheo, mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju Bandara untuk menjemput seseorang di sana.
"Lo lagi deket sama cowok tadi?" tanya Dheo tiba-tiba.
Chika menoleh, melihat Dheo yang bertanya tanpa sedikit pun menoleh padanya membuat ia kembali memusatkan pandangannya pada jalanan di depan.
"Nggak." jawab Chika singkat dan terkesan malas.
"Hubungan lo sama dia gimana?"
"Dia siapa?" tanya Chika kembali menoleh dan ternyata Dheo juga ikut menoleh sebentar sebelum kembali fokus pada jalanan di depannya.
"Dia yang ada di Jepang." jawab Dheo.
Chika mengangkat bahunya yang tentu saja tidak dapat dilihat oleh Boby.
"Gue nggak ada hubungan apa-apa bang sama dia, udah ya jangan bahas dia lagi." ucap Chika tidak nyaman dengan pembahasan abangnya.
"Oke-oke maaf." ucap Dheo mengacak-acak rambut Chika dengan tangan kirinya yang bebas.
"Ih nggak usah jadi resek juga napa, Bang." kesal Chika merapihkan rambutnya kembali, Dheo tertawa kecil melihatnya.
Perjalanan menuju Bandara pun berlanjut dengan Dheo yang sesekali membicarakan hal random, ia sudah tidak lagi menyinggung tentang adiknya itu. Sedangkan Chika sibuk mengganti-ganti lagu di mobil Dheo sambil sesekali merespon ucapan Kakaknya itu.
Butuh waktu kurang lebih empat puluh menit untuk sampai Bandara, ditambah jalanan yang macet membuat keduanya bisa sampai lebih terlambat dari waktu yang dijanjikan. Bahkan Dheo sudah bisa membayangkan wajah kesal adik pertamanya itu.
****
Vito masuk ke dalam rumahnya setelah memarkirkan mobil Chika di halaman parkir kediaman keluarganya. Sebenarnya gadis itu menyuruh Vito untuk langsung membawa mobilnya pulang ke rumahnya, namun entah kenapa Vito malah membawa mobil milik Chika ke rumahnya sendiri.
Ya, tentu biar bisa modus lagi.
Setelah masuk ke dalam rumahnya Vito dikejutkan dengan suara bariton yang sudah lama tidak ia dengar.
"Tumben kamu pulang cepat?" suara itu berasal dari balik sofa ruang tengah.
Dari tempatnya Vito bisa melihat Fadrin, Papahnya yang sudah sebulan lebih tidak pulang karena urusan pekerjaan.
"Aku selalu pulang cepat kalau Papah belum tau." jawab Vito sedikit mas, ia tidak terlalu menyukai Papanya karena selalu sibuk dengan pekerjaan dibandingkan dengan dirinya.
"Pulang cepat tapi habis itu lu ngayab lagi sampe malem." seorang cewek muncul tiba-tiba dari arah kamar tamu.
Vito terkejut melihat cewek itu, saking terkejutnya ia sampai terus menatap cewek itu dengan mata melebar.
"Lihatin guenya biasa aja, berasa hantu gue." lanjut Cewek itu menghampiri ruang tengah.
"Lo.. kenapa bisa disini?" setelah sadar akhirnya Vito tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.
"Mira cuma dua hari disini, habis itu dia akan kembali ke Amerika." jawab Andra.
"Ngapain lo disini?" tanya Vito lagi.
"Nengokin sahabat gila gue lah, apalagi?" ujar Mira tersenyum ke arah Vito.
Amirah Fatin, Cewek berponi dan berbehel itu merupakan sahabat kecil Vito. Mereka sudah sangat dekat dari dulu, dan kalian tau kan pepatah yang bilang tidak akan ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu murni sahabatan pasti akan ada rasa yang hadir di antara salah satu atau dari keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine [Vikuy]
Teen Fiction[WARNING!] 'Sebelum membaca ada baiknya, baca baik-baik peringatan ini.' - Karakter yang ada dalam cerita tidak sama dengan aslinya. - 100% fiksi. - Jangan samakan dengan member yang asli. - Jangan ditiru jika terdapat kata-kata kasar atau cerita ya...