Sudah lewat satu minggu semenjak Chika memberikan kesempatan untuk Vito, keduanya semakin terlihat dekat. Hampir tiap hari, keduanya terlihat pulang pergi bersama. Membuat satu sekolahan bertanya-tanya dengan hubungan keduanya serta menyangkut-pautkan dengan Rey yang mengaku sebagai pacar Chika, tetapi malah lebih dekat dengan Fiony.
Chika baru saja masuk ke dalam kelasnya, ia melihat Dey dan Christy sedang asik ngobrol bersama Olla dan Fiony.
Ngomong-ngomong tentang Fiony, Chika jadi penasaran dengan kedekatan gadis itu dan Rey sahabatnya.
"Kalian bahas apa nih?" tanya Chika duduk di samping Christy.
"Ngomongin lu." jawab Dey.
"Dih, ngapain ngomongin gue?" tanya Chika.
"Kita kepo sama hubungan lo dan Vito." ujar Olla.
Chika menggelengkan kepalanya, "Jangan bahas gue deh, mending bahas Fiony aja, akhir-akhir ini gue lihat lo sering banget jalan sama Rey."
"Kenapa? Cemburu lo?" bukan Fiony yang menyahut melainkan Dey.
"Gue nggak nanya lo!"
Fiony tersenyum sebelum menanggapi, "Gue kan pacar aslinya, wajar dong kalau jalan terus sama Rey."
Chika terkejut, "Demi apa sih? Ternyata selama ini lo pacarnya Rey? Kok nggak cerita?"
"Lo aja nggak pernah nanya, ngapain gue cerita." jawab Fiony seadanya.
Selama ini gadis itu memang mengenal Chika lebih dari yang Chika ketahui, bagaimana tidak? Kekasihnya sering sekali membahas sosok Yessica Tamara dan sering sekali menyuruhnya untuk menjaga Chika.
Kalau ditanya apakah Fiony pernah merasa cemburu, tentu saja pernah. Siapa sih yang nggak cemburu jika kekasihnya lebih perhatian pada sahabat ceweknya daripada dirinya.
"Gue kaget banget ternyata lo pacarnya Rey, keren sih plot twist banget." ujar Chika masih tidak percaya.
"Terus lo sendiri gimana sama Vito?" tanya Fiony.
"Gitu-gitu aja sih, kita emang lagi deket." jawab Chika seadanya juga.
"Perasaan waktu itu ada yang ogah banget tuh dideketin Vito." sindir Dey.
"Iya ya, kok sekarang..?" tambah Christy.
Chika mendelik ke arah kedua sahabatnya, "Perasaan bisa berubah kapanpun."
"Siap deh mba jago." sahut Dey.
"Ngeselin banget lu emang." desis Chika sebal melihat tingkah Dey yang mengejeknya.
°°°
"ELVITO FADRIN!"
Teriakan itu menggelegar di ruang kelas XI IPS 5, seorang guru dengan kepala botak serta kacamata yang bertengger di hidungnya menatap tajam seorang laki-laki yang kini sedang duduk manis di mejanya.
"Kenapa deh, Pak?" tanya Vito bingung, perasaan hari ini ia tidak berbuat ulah apa-apa, tetapi kenapa Pak Nando meneriaki namanya.
"Jangan pura-pura tidak tau, apa yang sudah kamu lakukan kemarin?" tanya Pak Nando.
"Mana saya tau saya kan nggak tau, Pak." jawab Vito.
Pak Deni memegang kepalanya yang pusing karena melihat ulah Vito hari ini, "Bapak lihat dari CCTV sekolah, kamu yang selama ini sudah menukar papan tanda kamar mandi cewek dan cowok!" jelas Pak Nando.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine [Vikuy]
Teen Fiction[WARNING!] 'Sebelum membaca ada baiknya, baca baik-baik peringatan ini.' - Karakter yang ada dalam cerita tidak sama dengan aslinya. - 100% fiksi. - Jangan samakan dengan member yang asli. - Jangan ditiru jika terdapat kata-kata kasar atau cerita ya...