Tepat pukul 7 malam Dyo memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya, Vito yang ikut kini sudah turun terlebih dahulu dari mobil Dyo. Sudah tidak asing lagi dengan rumah besar di depannya ini.
"Ayo masuk, Vito." ajak Dyo.
Vito mengangguk lalu mengikuti Dyo dari belakang.
"Akhirnya papi toyib pulang juga." teriakan itu menyapa telinga Dyo yang baru saja masuk ke dalam ruang tengah.
"Lo dari kemarin juga Papi ada di rumah kak." balas Dyo tidak terima dikatai toyib oleh anak pertamanya.
"Masa sih? Perasaan aku nggak lihat tuh." sahut Cindy yang kini tengah berkutat dengan laptop dan beberapa kertas.
"Kamu sibuk ngumpet di kamar sih makanya nggak sadar kalau Papa ada." Melody menimpali.
"Malam tante, Kak Cindy, Bang Dheo." sapa Vito saat melihat keberadaan keluarga dari Chika.
"Malam." sahut ketiganya secara bersamaan.
Vito mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Chika namun tidak ia temukan.
"Nyari Chika ya lo? Udah masuk kamar dia mah jam segini." ucap Dheo yang menyadari pandangan Vito.
Vito terkekeh pelan, ''Bang Dheo tau aja."
Mendengar itu Dyo dan Melody tertawa pelan, ada-ada saja tingkah remaja jaman sekarang.
"Mulai hari ini Vito tinggal di rumah kita untuk beberapa hari." jelas Dyo.
Dheo bersorak senang, "Akhirnya gue ada temen cowok, main PS ya kita nanti."
"Siap bang."
Tidak ada yang mempermasalahkan kehadiran Vito ditengah-tengah keluarga mereka, justru mereka malah senang karena rumah besarnya itu ketambahan orang.
"Dheo kamu kasih pinjam baju kamu dulu ya, Vito belum bawa barang-barangnya soalnya Papi tadi mendadak." ucap Dyo.
"Gampang Pih."
"Yaudah Vito anggap kayak rumah sendiri aja ya, jangan sungkan-sungkan nanti kita obrolin lagi masalah tadi." jelas Dyo sambil menatap Vito dengan senyumannya.
"Iya makasih banyak ya om."
Setelah itu Dyo pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri, diikuti oleh Melody yang penasaran dengan apa yang terjadi hari ini.
Dheo mengajak Vito untuk bermain PS bersama di ruang tengah, sedangkan Cindy masih asik mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Meski sedang libur ternyata dosennya itu tetap memberikannya tugas karena ada satu mata pelajaran yang memang nilainya kurang.
"Bang Chika kalau di kamar ngapain?" tanya Vito membuka obrolan diantara keduanya.
"Paling ngerjain tugas nanti pasti turun kok dia, tungguin aja." jawab Dheo fokus menyalakan PS 5 miliknya.
"Gue bukan nungguin dia turun kok bang, cuma kepo aja sama kegiatannya kalau di rumah."
''Jangan berharap dia rajin ya, soalnya dia paling susah kalau disuruh-suruh. Rajinnya kalau soal pelajaran aja itu juga nggak pinter-pinter banget, pokoknya di rumah ini yang paling pinter tuh gue sisanya B aja." jelas Dheo menyelipkan kesombongannya sedikit.
"Gue denger ya Dheo." sahut Cindy.
''Nggak usah komen, emang faktanya begitu." balas Dheo tanpa menoleh ke arah kakaknya itu.
"Serah lo deh, Vito udah makan belum? Kalau belum mau pesen apa? Gue lagi mau pesen makan nih." ucap Cindy menawarkan Vito.
"Kebetulan belum sih Kak, samain aja sama Kakak pesenannya aku suka apa aja kok." jawab Vito berusaha sopan dengan semua keluarga Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine [Vikuy]
Teen Fiction[WARNING!] 'Sebelum membaca ada baiknya, baca baik-baik peringatan ini.' - Karakter yang ada dalam cerita tidak sama dengan aslinya. - 100% fiksi. - Jangan samakan dengan member yang asli. - Jangan ditiru jika terdapat kata-kata kasar atau cerita ya...