Langit senja sore ini mengingatkan Chika tentang orang yang pernah singgah di hatinya, atau masihkah ada dihatinya? Senyum kaku, dan wajahnya yang selalu terlihat dingin.
"Chika, maafin aku ya."
"Kita cukup sampai di sini aja."
"Kamu harus terima cinta dia, kita nggak bisa terus lanjut. Aku suka sama orang lain."
Senyum getir terlintas di wajah cantiknya saat satu kenangan terakhir bersamanya singgah kembali.
Gadis bermata cokelat ini tengah duduk di teras balkon kamarnya, menatap langit sore yang sebentar lagi akan berubah menjadi gelap.
Ceklek~
"Chika, lo di suruh bantuin Mami." Cindy masuk ke dalam kamar adiknya itu.
"Mm.. iya." jawab Chika berjalan memasuki kamar sambil menutup pintu balkon.
"Oke, gue sama Dheo mau ke minimarket depan dulu. Ada yang mau lo titipin ngga?" tanya Cindy saat Chika sudah berada di dekatnya.
"Apa aja deh, Kak." jawab Chika seadanya.
"Oke deh, nanti WA aja kalau ada tambahan." balas Cindy kemudian berjalan lebih dulu meninggalkan kamar Chika.
Chika sendiri mencharger ponselnya terlebih dahulu, sebelum akhirnya turun ke bawah untuk membantu Melody.
"Kenapa, Mih?" tanya Chika.
Melody sedang asik memasak di dapur.
"Ini tolongin Mami potongin cabe, Mami lagi masak buat makan malam. Tadi katanya kamu lapar." ucap Melody.
"Oke." jawab Chika nurut.
Lagi malas mendengarkan ocehan Maminya kalau dia menolak.
"Gitu dong nurut." ucap Melody yang memang tidak biasa mendapati tingkah Chika yang langsung menurut.
Biasanya harus diomelin dulu baru gerak.
Tiga puluh menit kemudian sudah banyak makanan yang tersaji di atas meja makan.
"Mami masak sebanyak ini buat apa deh?" tanya Chika heran melihat banyaknya masakan di atas meja.
Tidak seperti biasanya.
"Oh itu.. teman Papi kamu mau datang, ikut makan malam di sini." jelas Melody.
"Oh gitu."
"Mami ini pesanannya!" Cindy heboh sambil membawa dua kantung belanjaan di tangannya.
Diikuti Dheo yang berjalan tepat di belakang sambil membawa tiga kantung belanjaan.
"Nggak usah teriak-teriak dong, Kak." nasehat Melody sambil mengambil alih kantung-kantung itu.
"Tolong taruh di kulkas." suruh Melody pada Chika.
Chika pun menurut dengan dibantu oleh Dheo.
"Nih cokelat, biar nggak galau." ucap Dheo saat sedang menaruh belanjaan ke kulkas.
"Siapa yang galau?" tanya Chika heran.
"Lo lah, tadi Kak Cindy cerita lihat lo merenung di balkon." jawab Dheo.
"Sok tau banget Kak Cindy." cibir Chika.
"Udah nih makan cokelat aja, sisanya biar gue yang masukin." usir Dheo.
"Tumben amat?"
"Hehe.. hari Minggu temenin gue beli kado." ujar Dheo nyengir.
Benar saja kan, tidak mungkin memang Dheo berbaik hati tanpa mengharapkan suatu imbalan darinya. Sudah hafal sekali Chika dengan tabiat abangnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine [Vikuy]
Novela Juvenil[WARNING!] 'Sebelum membaca ada baiknya, baca baik-baik peringatan ini.' - Karakter yang ada dalam cerita tidak sama dengan aslinya. - 100% fiksi. - Jangan samakan dengan member yang asli. - Jangan ditiru jika terdapat kata-kata kasar atau cerita ya...