Ruangan gelap dengan satu kasur dan toilet terbuka yang menemani laki-laki yang kini duduk diam di salah satu kursi, semalam saat ingin pulang ke rumahnya ia dihadang oleh sebuah van hitam beberapa Pria bertubuh kekar berhasil membawa paksa dirinya masuk ke dalam mobil.
Setelah itu semua menjadi gelap, ia terbangun di ruangan yang cukup luas namun terasa sangat dingin.
Levin Azaleo
Anak semata wayang dari CEO VA Entertainment, agensi yang menaungi berbagai macam public figure itu kini terduduk tidak berdaya di kursi single dengan tangan yang teringat kencang.
Laki-laki itu merasakan sakit di sekujur tubuhnya sampai ia tidak berdaya untuk sekadar melepaskan ikatan tali di tangannya.
Ceklek~
Suara pintu terbuka berhasil memberikan cahaya yang membuat mata Levin merasakan silau sekaligus sakit karena baru saja terkena sinar matahari dari luar.
Pria bertubuh kekar itu menatapnya dengan tatapan galak sambil membawakan sepiring nasi dengan lauk telur dadar di atasnya beserta botol minuman.
Tanpa banyak berkata Pria itu memberikan satu piring makanan tersebut pada Levin, Pria itu memindahkan ikatan tangan Levin ke depan agar anak itu bisa lebih leluasa mengambil makannya.
"Habisin ini perintah!" suruh Pria berbadan kekar itu.
Karena perutnya memang sudah meronta-ronta ingin diisi, Levin menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya. Ia tidak ingin membantah ucapan Pria di depannya lagi, terakhir kali ia membantah atau memberontak Pria di depannya itu menghajarnya habis-habisan.
Satu nama terlintas di kepalanya saat sedang menyantap makanan, ia berharap banyak terhadap Papanya untuk menyelamatkan dirinya dari sini.
°°°
Boby dan Nabil menghentikan mobilnya di depan kantor polisi yang menjadi tempat perjanjian dirinya dan Kinan. Keduanya langsung berlari masuk ke dalam untuk menghampiri Kinan yang berada di ruang Kepala Polisi, temannya itu.
Setelah mendapatkan izin masuk dari bawahan Kepala Polisi, keduanya langsung memasuki ruangan yang berada di lantai atas.
"Datang juga kalian." ucap Kinan menyapa teman-temannya.
"Mario, kenalin ini temen gue Boby dan--"
"Nabil." sahut Nabil yang menyadari arti dari tatapan Kinan padanya.
"Kalian berdua kenalin ini Mario, Kepala Polisi di daerah kita. Dia cukup handal dalam menangani berbagai macam kasus." jelas Kinan.
Nabil mengangguk, "Gue percaya, gue mau lapor soal ini. Anak gue Levin usia 17 tahun dia tidak ada kabar dari kemarin dan beberapa jam yang lalu gue dapat kiriman surat ini beserta foto anak gue."
Mario mengambil surat dan foto yang ditunjukkan oleh Nabil, "Ada alamat pengirimnya?"
Nabil menggeleng, "Ngga ada, makanya gue minta bantuan lo."
"Surat ini di kirim kemana? Dan siapa yang menerima pertama kali?" tanya Mario ingin mendapatkan info sebanyak mungkin agar mempermudah pencarian.
"Asisten gue, dia bilang yang ngirim berpakaian sebar hitam dengan masker dan topi yang menutupi wajahnya, yang gue yakini dia sebagai orang suruhan." jelas Nabil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine [Vikuy]
Teen Fiction[WARNING!] 'Sebelum membaca ada baiknya, baca baik-baik peringatan ini.' - Karakter yang ada dalam cerita tidak sama dengan aslinya. - 100% fiksi. - Jangan samakan dengan member yang asli. - Jangan ditiru jika terdapat kata-kata kasar atau cerita ya...