Vito menghampiri Cindy dan Flora yang sedang berkunjung ke salah satu mall terkenal di Ibu Kota. Matanya mengedarkan pandangan sampai melihat Flora yang duduk di kursi roda dengan Cindy dan satu Pria yang tidak ia kenal.
"Kak Cindy." panggilnya sambil berlari kecil menghampiri mereka.
Cindy tersenyum, "Udah nyampe aja, padahal baru mau aku kasih tau kalau kita udah mau pulang."
"Ya udah gapapa, Kak." ucap Vito mengusap lembut rambut adiknya.
"Kemana aja kamu?" tanyanya.
"Aku dibeliin HP sama Kak Cindy." ucap Flora menunjukkan ponsel barunya.
"Oh ya? Wah bagus banget HP-nya nanti Kak Vito boleh pinjem ngga?" tanya Vito.
Flora mengangguk, "Boleh kok, Kak."
"Makasih sayang."
Flora tersenyum senang, ia senang bisa bertemu dengan Vito dan keluarga dari Papa Dyo. Kondisinya memang sudah membaik sejak dua tahun yang lalu, hanya saja Flora terlalu takut berada di rumah sakit itu. Sehingga kondisinya sering kali menunjukkan penurunan daripada meningkat.
Kepribadiannya yang memang sangat tertutup dan tidak mudah bergaul membuat Flora semakin tertutup dan enggan bicara pada siapapun. Sampai akhirnya ia melihat orang berjas datang, ia ingat Mama-nya pernah bilang kalau sosok Papanya adalah Pria berjas seperti Film yang ia tonton saat dirinya masih kecil. Alasan itulah yang membuat Flora langsung mengira Dyo adalah Papanya.
Mamanya juga sering cerita tentang Kakaknya Vito, sosok yang selalu dirindukan oleh Mamanya itu ketika sedang tidur.
Sehingga ia merasa tidak asing dengan kehadiran sosok Vito saat itu, dan benar saja Flora merasa sangat dekat dengan Kakak-nya itu padahal mereka sudah berpisah sejak kecil.
"Kak Hendry, aku pulang sama Vito aja ya, Kakak pulang aja." ucap Cindy pada asisten pribadi Papinya.
Hendry mengangguk, "Saya akan mengikuti dari belakang, Nona."
Mengingat kembali perkataan Papinya itu, Cindy memilih untuk menyetujui hal itu.
"Ya udah ayo pulang."
Diperjalanan pulang Flora sibuk dengan es krim yang dibelikan Vito di mall tadi, keheningan terjadi di dalam mobilnya karena Cindy sibuk tersenyum-senyum sendiri saat melihat ponselnya.
"Chika pulang jam berapa, Vit?" tanya Cindy memecah keheningan.
"Satu jam lagi sih, Kak." jawab Vito saat melirik jam dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 02.00 PM.
"Lo bolak balik dong?" tanya Cindy.
Vito mengangguk, "Gapapa, Kak. Daripada aku nungguin Chika di sekolah 'kan gabut."
"Iya sih, lagian ada-ada aja lo pake segala kena skors hahaha." Cindy tertawa ketika ingat cerita Vito saat main PS semalam.
"Namanya juga lagi sial, Kak." balas Vito ikut mentertawakan dirinya.
Tidak terasa mobil Chika yang dikendarai oleh Vito sudah sampai kembali di kediaman keluarga Djuhandar.
Mobil Hendry masih mengikuti mereka sampai di depan rumah, Pria itu ikut keluar dengan beberapa bawahannya.
"Biar saya aja." ucap Vito saat seorang Pria ingin membantu Flora untuk keluar.
Vito menggendong adiknya sampai masuk ke dalam rumah, mendudukkan adiknya di ruang tengah.
Cindy berada tepat di belakangnya sambil membawakan beberapa barang belanjaannya, perempuan itu memberikan satu tas belanja pada Vito.
"Buat lo nih dari Chika." ucap Cindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine [Vikuy]
Teen Fiction[WARNING!] 'Sebelum membaca ada baiknya, baca baik-baik peringatan ini.' - Karakter yang ada dalam cerita tidak sama dengan aslinya. - 100% fiksi. - Jangan samakan dengan member yang asli. - Jangan ditiru jika terdapat kata-kata kasar atau cerita ya...