Yessica Tamara, gadis cantik itu entah kenapa masih berbaring di atas kasur padahal waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Dimana ia harus sekolah karena hari ini adalah hari Selasa.
Chika mendadak badmood saat melihat mata pelajaran hari ini, dimana semua pelajarannya adalah pelajaran yang tidak di sukai-nya. Fisika, Matematika, dan PJOK, rasanya Chika ingin sekali melewati hari ini tapi tidak mungkin mengingat kemungkinan ketinggalan pelajaran yang akan membuat dirinya semakin terbebani.
"Chika bangun." teriakan dari Mami-nya sudah terdengar dari balik pintu kamarnya.
"Iya Mami." sahut Chika.
Terpaksa hari ini ia harus berangkat ke sekolah agar tidak kena omelan dari Maminya dan ketinggalan pelajaran.
Tiga puluh menit kemudian Chika telah rapih dengan seragam khas sekolahnya, wajahnya juga sudah ia dipolesi dengan riasan tipis-tipis. Setelah dirasa cukup, ia segera mengambil tas dan juga ponselnya lalu turun ke bawah.
"Sarapan dulu, Chika." suruh Melody saat melihat anak bungsunya turun.
"Nanti aja, Mi. Di sekolah, aku udah telat soalnya." ucap Chika terburu-buru saat menyadari hanya tersisa lima belas menit lagi untuknya berangkat ke sekolah.
"Hati-hati di jalannya jangan ngebut."
Chika hanya mengangguk meski tau anggukannya tidak terlihat oleh Melody karena ia sudah berada di luar rumah.
Semalam Vito memang mengabarinya jika laki-laki itu tidak bisa menjemputnya hari ini. Tidak masalah baginya, toh setiap hari juga Chika tidak berharap akan kehadiran Vito.
"Pagi, Pak." sapa Chika pada satpam di rumahnya.
"Pagi, non. Ini mobilnya udah disiapkan." balas satpam di rumahnya sambil memberikan kunci mobil.
"Makasih, pak." ucap Chika langsung masuk ke dalam mobil.
°°°
"Chika lo harus denger ini!" teriakan tersebut menjadi hal pertama yang di dengar Chika saat memasuki kelas.
"Nggak usah teriak-teriak Dey." ucap Chika sedikit sebal.
"Hehe.. maaf, soalnya gue excited banget buat ngasih tau lo." ucap Dey meminta maaf.
"Apa?"
"Levin pindah sekolah!" jawab Dey dengan wajah senang.
"Hah? Demi apa?!" Chika terkejut.
Bagaimana tidak? Baru saja kemarin laki-laki itu membuat ulah dengannya dan berjanji untuk membalaskan dendam padanya, tetapi malah pindah sekolah?
Seketika ucapan Vito kemarin kembali terngiang dikepalanya, benarkah seorang Elvito Fadrin yang membuat Levin pindah secepat ini?
"Lo kenapa bengong?"
Chika tersentak dari lamunannya, "Emang gue bengong?"
Dey menggelengkan kepalanya, "Bener-bener lu Yessica, padahal gue udah ngomong panjang lebar tapi ternyata nggak ada satupun yang lo denger."
"Ya maaf deh, gue kepikiran aja kenapa Levin bisa pindah secepat itu." ujar Chika menaruh tangannya di dagu.
Dey mengangkat bahunya, "Entahlah, tapi mungkin Christy tau."
Chika menjentikkan jarinya, "Oh iya Christy! Mana tuh anak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine [Vikuy]
Teen Fiction[WARNING!] 'Sebelum membaca ada baiknya, baca baik-baik peringatan ini.' - Karakter yang ada dalam cerita tidak sama dengan aslinya. - 100% fiksi. - Jangan samakan dengan member yang asli. - Jangan ditiru jika terdapat kata-kata kasar atau cerita ya...