°Part 2°

1.5K 134 9
                                    

Vito tiba-tiba saja bangkit dari tempat duduknya. Berjalan menuju ketiga gadis yang sedang asik menikmati makan siangnya.

Gito, Febian, dan Zee hanya menatap kepergian Vito dengan tatapan bertanya-tanya.

"Mana tas gue." sesampainya di hadapan gadis itu Vito langsung menanyakan keberadaan tasnya.

Gadis bermata coklat itu menoleh, membuat jantung Vito berdegup kencang. Terpesona pada wajah cantik gadis itu.

"Tas apa?" tanya gadis itu dengan tatapan bingung.

Namun sedetik kemudian raut wajah gadis itu berubah menjadi panik.

"Chik, lo kenal ini cowok?" tanya salah satu temannya yang lebih pendek dengan berbisik, namun masih bisa terdengar jelas oleh gendang telinga Vito.

"Gue gak mau tau, pokoknya lo harus balikin tas gue!" ucap Vito menatap gadis yang dipanggil Chik? atau mungkin Chika itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Oke, sekarang lo ikut gue!" ajak Chika kemudian berjalan mendahului Vito. Ia tidak ingin berlama-lama berurusan dengan cowok sejenis Vito ini.

"Kalian duluan aja ke kelas nanti gue nyusul." ucap Chika pada kedua temannya Christy dan Dey.

Chika dan Vito pun berjalan beriringan menuju tempat dimana Chika manaruh tas laki-laki itu.

****

"Mana tas gue?" tanya Vito saat keduanya telah sampai di tempat tujuan.

Chika menatap bingung meja di depannya. Karena tidak mendapati tas laki-laki menyebalkan itu di sana.

"Pak Komar!" panggil Chika pada penjaga sekolah.

"Iya ada apa dek?" tanya Pak Komar menghampiri Chika dan Vito.

"Bapak liat tas warna hitam gak di sini?" tanya Chika menunjuk meja tersebut.

"Duh Bapak kurang tau dek." jawaban Pak Komar berhasil membuat Vito tersenyum licik.

Chika menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia bingung dan sedikit takut karena harus bermasalah dengan cowok yang katanya pembuat onar ini.

"Gue gak mau tau lo harus temuin tas itu sebelum pulang sekolah!" ucap Vito.

"Kalo gue gak nemu?" tanya Chika.

"Lo harus turutin semua permintaan gue selama satu bulan!"

"Gila lo!" ucap Chika.

"Gue gak gila. Pokoknya gue gak terima penolakan kalo lo gak bisa temuin tas gue! Lo harus turutin semua permintaan gue selama satu bulan." ucap Vito dengan wajah songongnya.

"Ini gak adil tau gak?!"

"Siapa suruh lo gue suruh jagain tas gue malah lo tinggal gitu aja?" balas Vito.

"Ck! Terserah lo deh." kesal Chika akhirnya memutuskan untuk mengalah.

"Oke, sekarang siniin hp lo." ucap Vito.

"Buat apaan?" tanya Chika tidak mau memberikan ponselnya.

"Udah siniin aja!" dengan cepat Vito mengambil paksa ponsel milik Chika.

"Kenapa sih kasar banget jadi cowok." cibir Chika.

"Gue udah save kontak lo di hp gue. Jadi, lo gak bisa kabur!" ucap Vito.

"Siapa juga yang berniat kabur." balas Chika kesal.

"Pulang sekolah tas gue harus udah ada! Atau lo bakal turutin semua permintaan gue selama satu bulan. Bye!" setelah mengucapkan itu Vito berjalan pergi meninggalkan Chika dengan senyuman liciknya.

Please Be Mine [Vikuy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang