Sarapan pagi itu suatu hal yang wajib dilakukan oleh keluarga Chika, apalagi pagi ini Papi mereka baru saja pulang dari luar kota setelah beberapa hari bekerja.
"Mami, hari ini sarapan apa?" Cindy si anak kedua segera menghampiri Melody yang sedang menyiapkan piring-piring di meja.
"Kamu bantuin dong, Kak." tegur Dyo saat melihat putri sulungnya datang.
Cindy cemberut, "Iya ini juga mau bantuin kok."
"Bener ya bantuin? Sini atuh bantu Mami angkat nasi goreng ke wadah itu." suruh Melody.
Dengan terpaksa Cindy menuruti perintah dari Melody, biasanya gadis itu memang jarang membantu Maminya di dapur karena sudah ada Mba Sumi yang membantu.
Karena saat ini sedang ada Papinya jadilah Cindy menuruti perintah sang Mami daripada harus mendapati teguran Papinya lagi.
"Pagi Papi Mami." sapa Chika yang baru saja turun lengkap dengan seragam SMA-nya.
"Pagi kesayangan Papi." sapa balik Dyo lalu memeluk anak bungsu-nya itu.
"Giliran aku aja disuruh langsung ke dapur." cibir Cindy yang melihat hal itu dari dapur.
"Kasian banget anak pungut." entah sejak kapan Boby muncul dari pintu belakang rumah.
"Astagfirullah, Boby! Lo bikin gue kaget tau nggak!" kesal Cindy memukul kepala saudara kembarnya itu.
"Wadaw, sakit weh." ringis Boby sambil mengusap kepalanya.
"Lo mending bantuin gue deh, Bob. Daripada gaguna gitu." ujar Cindy memberikan wadah yang sudah berisi nasi goreng itu ke Boby.
Namun, Boby enggan menerima wadah tersebut. "Mau kena tegur Papi lagi lo? Udah sana buru taruh di meja, gitu doang kok minta bantuan!" ucap Boby mendorong Cindy untuk segera membawakan nasi goreng itu.
"Ish lo mah nggak mau bantu banget, najis." cibir Cindy memilih untuk mengalah dan pergi ke ruang makan.
Setelah meletakan wadah nasi goreng itu, Cindy langsung duduk di tempatnya. Diikuti oleh Boby dan juga Melody.
"Papi bawa oleh-oleh apa?" tanya Chika saat sudah duduk di tempatnya sendiri.
"Biasalah, makanan aja buat saudara-saudara sama Kakek Nenek kalian." jawab Dyo seadanya.
"Oleh-oleh buat aku ada nggak, Pih?" tanya Cindy.
"Papi nggak sempet beli buat kalian, soalnya Papi di sana kan kerja. Gantinya, Papi kasih uang jajan tambahan aja ya ke rekening kalian." ucap Dyo menatap satu persatu anak-anaknya.
"Nah ini yang aku suka." ucap Cindy senang.
"Alhamdulillah nggak jadi jajan nasi pake garem." tambah Boby sangat bersyukur.
"Papi emang paling the best pokoknya!" sahut Chika ikut senang.
"Yaudah berarti Mami nggak ngasih uang jajan dulu ya hari ini, kan udah ada dari Papi." ucap Melody membuat ketiga anak-anaknya langsung cemberut.
"Mami nggak asik deh." ucap Cindy.
"Tau nih." tambah Chika.
Sementara Boby memilih untuk diam, karena ia tau akan percuma jika melawan Ratu di rumah ini.
"Yaudah jangan ribut, mending kita sarapan dulu." Dyo memberi kode pada kedua putrinya untuk diam.
Suasana di meja makan pun hening karena semua sibuk dengan sarapannya masing-masing. Ditambah, Cindy dan Chika yang sedang ngambek dengan Maminya membuat kedua gadis itu enggan mengeluarkan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine [Vikuy]
Teen Fiction[WARNING!] 'Sebelum membaca ada baiknya, baca baik-baik peringatan ini.' - Karakter yang ada dalam cerita tidak sama dengan aslinya. - 100% fiksi. - Jangan samakan dengan member yang asli. - Jangan ditiru jika terdapat kata-kata kasar atau cerita ya...