Chika memandang aneh pada laki-laki di depannya. Menatap penuh selidik, mencari tau sendiri apa maksud dari perkataan Vito melalui mata laki-laki itu sendiri.
"Jadi lo beneran lupa?"
Apa maksudnya? Chika sama sekali tidak mengerti dengan perkataan Vito yang terakhir sebelum laki-laki itu menghembuskan napasnya secara kasar.
"Maksud lo apa?" Chika memilih untuk bertanya langsung daripada ia harus terus penasaran.
Vito menggeleng pelan. "Bukan apa-apa, lupain aja."
Jawaban yang sangat tidak memuaskan untuk Yessica Tamara. Namun, gadis itu segera mengangkat kedua bahunya memilih untuk tidak peduli. Lagipula sejak kapan ia peduli dengan cowok gila di hadapannya ini?
Kring~
Bel masuk telah berbunyi, membuat Vito mau tidak mau harus merelakan waktu modusnya dengan Chika.
"Udah masuk, yuk gue antar lo sampai ke kelas." ajak Vito.
"Nggak! Gue nggak mau murid-murid makin gosip-in kita, apalagi setelah apa yang lo lakuin di kelas tadi pagi." tolak Chika dengan segera.
Vito terkekeh, gadis itu sudah dengar ternyata. "Kalau ada yang gangguin lo, kasih tau gue ya." ujarnya dengan tatapan berubah serius.
Chika memutar kedua bola matanya malas. "Kenapa gue harus?" tanyanya.
Vito tersenyum kecil. "Karena gue nggak mau lo kenapa-napa."
Deg!
Chika bisa melihat raut wajah khawatir dibalik senyuman kecil milik Vito. Hal itu entah kenapa membuat jantungnya berdegup kencang. Ia buru-buru menggelengkan kepalanya, menolak pikirannya sendiri. Ini pasti hanya karena ia tidak menyangka cowok kasar dan nggak tau diri seperti Vito bisa berbicara selembut itu padanya.
Ya, pasti hanya karena itu.
Vito memandang aneh gadis dihadapannya yang tiba-tiba menggelengkan kepala.
"Ngelamunin apa lo?" tanyanya to the point. Berhasil membantu Chika tersadar dari lamunannya.
"Hah? Nggak gue nggak ngelamuin apa-apa." balas Chika cepat-cepat.
"Mikir yang aneh-aneh kan lo, ayo ngaku!" tuduh Vito.
Seketika rasa kesal Chika pada Vito kembali muncul. "Terserah lo deh! Gue mau balik kelas, awas lo ngikutin gue!" balas Chika malas meladeni Vito.
Vito menarik bibirnya untuk membentuk senyuman miring. "Gue nggak berniat untuk ngikutin lo tuh, atau jangan-jangan itu kode kalau lo mau gue ikutin?"
Wajah Chika kembali memerah menahan malu bercampur kesal pada laki-laki di hadapannya. "Bodo amat! Pergi sana lo ke neraka!" kesalnya lalu segera pergi meninggalkan Vito.
Laki-laki itu tertawa cukup kencang setelah kepergiannya, dan Chika masih dapat mendengar suara tawa Vito dengan cukup jelas membuat Chika lagi-lagi harus mengumpat.
"Dasar cowok gila!"
***
Setelah melewati delapan jam di sekolah, akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi membuat Chika merenggangkan tubuhnya yang pegal akibat terus duduk sambil mendengarkan penjelasan dari guru di depannya selama dua jam penuh.
"Akhirnya pulang juga." Christy mengikuti kegiatan yang sedang dilakukan oleh Chika yaitu meregangkan tubuhnya.
"Gile sih tuh guru nggak capek ape ye dua jam nyerocos kek gitu." ujar Dey sambil membereskan buku-bukunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine [Vikuy]
Roman pour Adolescents[WARNING!] 'Sebelum membaca ada baiknya, baca baik-baik peringatan ini.' - Karakter yang ada dalam cerita tidak sama dengan aslinya. - 100% fiksi. - Jangan samakan dengan member yang asli. - Jangan ditiru jika terdapat kata-kata kasar atau cerita ya...