Vito dengan santainya duduk kembali di pinggir lapangan, tepat di samping Chandra dan Gito yang sedang beristirahat sejenak. Kedua temannya itu sedang asik bermain bola bersama beberapa teman dari kelas lain yang entah siapa namanya, Vito tidak tau.
"Lah, gak jadi pulang lo?" tanya Chandra saat melihat Vito yang balik ke lapangan.
"Ada urusan apa lagi lo di sekolah?" tambah Gito.
"Curigaan amat jadi orang, gue nggak ngapa-ngapain kok. Cuma lagi nunggu seseorang aja." jawab Vito.
"Ca ileh seseorang bahasa lu! Gaya banget mentang-mentang punya gebetan baru." ledek Chandra.
"Ya bodo amat daripada lu udah jomblo gebetan juga gak punya." balas Vito.
"Inget Drun! Hidup gak melulu tentang cinta, gue sih santai aja masalah cewek toh jodoh gak akan kemana, ya gak Git?" ucap Chandra dengan sok bijaknya lalu menoleh ke arah Gito, meminta persetujuan dari temannya itu.
"Iya kali." sahut Gito tidak peduli.
Chandra menggerutu sebal akan respon Gito.
"Hahaha rasain!" Vito mentertawakan kekesalan Chandra dengan biadabnya.
"Ngeselin lu."
"Gak ikut main, Drun?" tanya Sean, murid bule yang terkenal dengan segudang prestasinya itu. Salah satu teman sekelas Vito.
"Nggak dulu deh." jawab Vito.
"Nungguin Chika ya?" ledek Sean yang sialnya tepat sasaran.
Vito hanya nyengir saja.
Sean pun kembali lanjut bermain di lapangan.
"Chika? Anak IPA itu? Lo beneran deketin dia?" tanya Gito.
"Masih usaha." jawab Vito.
Gito mengangguk kalem. "Jangan disakitin ya."
Vito memicingkan matanya curiga. "Lo deket sama Chika?" tanyanya.
Diluar dugaan, Gito mengangguk. "Iya, tapi itu dulu."
"Kok bisa?" Vito semakin penasaran.
"Gak usah kepo, tuh Chika udah keluar dari Aula." ujar Gito tersenyum misterius, sambil menyuruh Vito untuk segera menghampiri Chika.
Seolah terkena sihir, Vito langsung melupakan kekepoan-nya itu dan beralih ke arah Chika.
"Cantik banget gak tau lagi." pujinya terpesona.
Padahal Chika keluar dari Aula dengan wajah cemberut dan badmood banget, tapi gak masalah karena bagi Vito itu malah terlihat semakin menggemaskan.
"Yaudah sana samperin." suruh Gito lagi.
"Oke, duluan ya gue. Doain semoga lancar." pamit Vito berlari menghampiri sang pujaan hati.
***
Tiga puluh menit kemudian, ketiga gadis itu telah selesai dengan hukumannya. Mereka berjalan keluar Aula setelah terlebih dahulu merapihkan posisi sapu-sapu yang mereka pinjam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine [Vikuy]
Teen Fiction[WARNING!] 'Sebelum membaca ada baiknya, baca baik-baik peringatan ini.' - Karakter yang ada dalam cerita tidak sama dengan aslinya. - 100% fiksi. - Jangan samakan dengan member yang asli. - Jangan ditiru jika terdapat kata-kata kasar atau cerita ya...