°Part 28°

698 105 14
                                    

Masih ada waktu sekitar dua jam lagi sebelum murid-murid SMA Negeri 48 Jakarta dibolehkan kembali ke rumahnya masing-masing. Di sekitar waktu itu juga, Vito memilih untuk tiduran di rooftop gedung IPA.

Sebelumnya ia sudah memberitahu Chika bahwa mereka akan pulang bersama hari ini.

Di sela-sela waktu istirahatnya, ponsel Vito berdering menandakan ada panggilan masuk.

Mira's Calling~

"Halo?"

'Vito, lo udah tau? Pernikahan Papah sama Mamah bakal diadain dua minggu lagi.'

"Ngebet amat sih mereka."

'Nggak tau lah, seneng kagak lu saudaraan sama cinta pertama lu?'

"Babi, nggak usah dibahas!"

'Hahaha.. eh ya btw, kalau lu udh pulang gue nitip martabak ya.'

"Martabak apa?"

'Martabak cokelat keju.'

"Oke."

'Makasih saudara tiriku.'

End.

Vito tertawa sendiri ketika menyadari cinta pertamanya akan menjadi saudara tirinya. Kadang takdir memang tidak bisa ditebak, dan ketika terjadi rasanya hanya bisa untuk ditertawakan.

Beruntung ia sudah lebih dulu bertemu dengan Yessica Tamara, jika belum mungkin hati Vito akan kembali hancur ketika mengetahui fakta ini.

Karena rasa ngantuknya hilang, Vito memutuskan untuk turun dan berkeliling di gedung IPA. Berjalan mendekat ke arah dimana kelas Chika berada.

Hal yang dilihat pertama kali saat turun adalah Levin yang tengah mencengkram erat pergelangan tangan Chika.

"Lepasin gue!" teriak Chika berusaha melepaskan cengkraman tangan Levin.

"Kenapa? Sakit? Rasa sakit lo nggak sebanding dengan rasa malu gue beberapa hari lalu! Cewek sialan!" teriak Levin.

Bugh!

Satu pukulan mendarat tepat di pipi kiri Levin, siapa lagi pelakunya kalau bukan Vito yang tidak terima dengan perlakuan Kakak Kelasnya itu terhadap Chika.

"Anjing! Lo apain Chika?" Vito menarik kerah seragam Levin.

Mendapat serangan dadakan memang membuat Levin langsung ambruk begitu saja karena tidak siap.

Chika yang melihat kedatangan Vito langsung berlindung dibalik laki-laki itu, ia sedikit takut dengan tindakan Levin tadi.

"Bocah kayak lo berani-beraninya mukul gue, dasar anjing!"

Bugh!

Levin membalas pukulan Vito, namun dengan cepat Vito bisa menghindari pukulan tersebut.

"Sialan!" tidak mau kalah Levin terus menerus menyerang Vito hingga akhirnya satu tendangan berhasil mengenai perut Vito.

"Arghh." ringis Vito memegang perutnya.

Belum sempat ia membalas serangan Levin, Kakak kelasnya itu sudah lebih dulu memukulinya dengan membabi buta. Namun, Vito tetaplah Vito ia tidak akan menyerah dengan pukulan-pukulan seperti itu.

Saat Levin hendak menendangnya, Vito dengan sigap menarik kaki laki-laki itu dan balik menendangnya hingga akhirnya Levin terjatuh.

Sekarang malah Levin yang dihajar habis-habisan oleh Vito, hingga laki-laki itu tergeletak tak berdaya.

Please Be Mine [Vikuy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang