°Part 43°

639 98 5
                                    

Eughh

Lenguhan panjang berhasil terdengar di sebuah ruangan gelap tanpa sinar apapun yang menyorot. Kepalanya mendadak pusing saat berhasil sadar dari pingsannya.

Yessica Tamara.

Gadis bermata cokelat itu terbangun dan mendapati dirinya sudah duduk di sebuah bangku yang ditaruh tepat ditengah-tengah ruangan dengan tangan terikat.

Chika berusaha kembali mengingat apa yang terjadi dengan dirinya, seketika bayangan Pria-pria yang menarik paksa tubuhnya untuk masuk ke dalam sebuah gedung berputar jelas di kepalanya.

Chika sempat terbangun dari pingsan setelah sampai di sebuah basemen gedung yang entah berada dimana. Ia sempat berusaha kabur namun usahanya malah menimbulkan luka di kepalanya, setelah terkena pukulan kuat di kepala Chika kembali tak sadarkan diri.

Siapa sebenarnya orang-orang itu?

Dan apa yang harus Chika lakukan sekarang? Ia takut sendirian di dalam kegelapan.

"Halo ada orang?" ucapnya berusaha mencari keberadaan seseorang.

"Ada."

Sahutan itu berhasil membuat Chika meneteskan air matanya, ia takut jika dirinya bersama orang-orang jahat itu.

"Siapa lo?"

"Setan hihihihi." balasan itu membuat Chika semakin takut.

"Gue serius sialan.. hiks." makinya sambil menangis.

Suara tawa yang kuat akhirnya terdengar, "Bisa takut juga lo ternyata."

"Gue manusia biasa, wajar kalau punya rasa takut."

"Oh kirain bidadari tak bersayap."

"Bisa serius ngga? Lo siapa?" Chika merubah nadanya menjadi dingin.

"Orang yang lo tolak." balas orang itu.

"Ngga tau banyak."

"Sok cantik banget najis."

Chika berdecak sebal, bahkan tangisannya menjadi berhenti, "Tinggal jawab nama lo aja kok susah?"

"Gue Levin."

"Levin? Jadi lo yang nyulik gue?!"

"Cewek kampret malah nuduh gue yang nyulik, lo ngga tau? Gue juga diiket ini." kesal Levin.

"Oh.. kirain lo nyulik gue."

"Ogah gue nyulik orang yang udah nolak gue, cuih."

"Ngga nyesel gue nolak lo dulu, kak."

"Ya ya.. sekarang kenapa lo bisa ada di sini juga?"

"Ngga tau, kayaknya gara-gara semalam gue mimpi diculik eh jadi dikabulin beneran."

"Stres."

Levin memilih untuk diam, ia sangat malas kembali bersuara apalagi tubuhnya masih merasakan sakit.

"Kak Levin."

"Kak."

"Kak jangan diem! Lo ngga mati 'kan?"

"Kak Levin, gue ngga mau ya lo mati sebelum bantu gue keluar dari nih tempat!"

Levin mendengus sebal, "Terus kalau lo udah keluar gue boleh mati gitu?"

"Hah.. syukurlah ternyata masih hidup, Kak jangan berhenti ngomong gue takut."

Levin memutar kedua bola matanya malas, "Gue ngga tau mau ngomong apaan."

Please Be Mine [Vikuy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang