"Wah enak juga ternyata makanannya, sayang gue udah kenyang." Chika menyandarkan punggungnya di kursi yang ia duduki.
Vito masih memasang wajah kesal. "Habisin! Itu lo baru makan sepiring spaghetti doang ya!"
"Lo aja, gue udah kenyang." tolak Chika malas.
"Gue nggak bisa maksain makan lagi, mau muntah tau gak!" kesal Vito karena laki-laki itu sudah menghabiskan satu piring nasi goreng, satu piring mie goreng, dan steak tenderloin.
Chika menatap tidak peduli. "Ya urusan lo."
"Habisin kentangnya aja deh, pliss banget ini mah." ucap Vito memohon.
"Gak mau, gue kenyang." balas Chika.
Sengaja.
Chika memang berniat membuat Vito kesal dan pusing. Padahal sebenarnya gadis itu belum kenyang.
Vito hanya mampu menghela napas kasarnya, sumpah sih pengen banget dia bentak-bentak Chika. Karena Vito memang tidak suka membuang-buang makanan, kasian kan diluar sana masih banyak orang yang nggak bisa makan enak, lah ini mereka malah buang-buang makanan.
Karena sudah pasrah menyuruh Chika untuk menghabiskan beberapa makanan lagi, Vito akhirnya memanggil pelayan di sana.
"Mba sisanya bungkus aja ya, bisa kan? Sama tambah beberapa bungkus lagi deh Mba." ucap Vito.
Pelayan itu mengangguk. "Bisa Kak, ditunggu ya." ucapnya.
"Awas ya lo!" umpat Vito.
Chika hanya menunjukkan wajah tanpa dosanya saja, gadis itu sibuk bermain uler-uleran di ponsel pintarnya.
"Gue bayar dulu, jangan kemana-mana!" ucap Vito beranjak dari tempat duduknya.
Lagi-lagi Chika hanya melirik sekilas lalu kembali fokus pada ponselnya.
***
"Loh ini dimana?" Chika bertanya pada Vito saat laki-laki itu memberhentikan motornya di sebuah rumah yang tidak besar namun juga tidak terlalu kecil.
"Panti asuhan." jawab Vito singkat sambil melepas helmnya.
"Turun buruan." lanjutnya menyuruh Chika turun.
Tanpa bertanya-tanya Chika langsung turun dari atas motor Vito.
"Lo sering ke sini?" tanya Chika memperhatikan sekeliling panti asuhan tersebut.
Tidak terlalu besar, tetapi Chika bisa melihat suasana yang tentram dan nyaman di lingkungan sekitarnya.
"Enggak, ini pertama kali. Lo sendiri?" tanya balik Vito.
"Sama."
"Jodoh berarti." sahut Vito.
"Dih apa-apaan." cibir Chika tidak habis pikir.
"Iyain aja kenapa sih." balas Vito maunya.
"Gak usah ngarep!" sunggut Chika.
"Udah ah, ayo masuk." ajak Vito.
"Eh Den Vito, udah lama nggak ke sini. Siapanya Den?" tanya seseorang Security yang bertugas berjaga di sana.
"Temen Pak, Pak Will apa kabar?" tanya balik Vito.
"Baik alhamdulillah, langsung masuk aja Den. Ibu ada di dalam." jawab Pak Will.
Nama aslinya sih Pak Wilan cuma emang lebih akrab dipanggil Pak Will, biar lebih keren katanya.
"Katanya baru pertama kali?" kesal Chika karena dibohongi.
"Iya emang." jawab Vito.
"Itu tadi?" Chika bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine [Vikuy]
Teen Fiction[WARNING!] 'Sebelum membaca ada baiknya, baca baik-baik peringatan ini.' - Karakter yang ada dalam cerita tidak sama dengan aslinya. - 100% fiksi. - Jangan samakan dengan member yang asli. - Jangan ditiru jika terdapat kata-kata kasar atau cerita ya...