Matahari sudah kembali menampakkan sinarnya dengan percaya diri, menandakan bahwa hari sudah mulai berubah menjadi pagi. Di sebuah rumah tampak wanita cantik yang sedang sibuk menyiapkan berbagai macam makanan yang dibuat olehnya sejak subuh tadi.
Hal yang sudah menjadi rutinitasnya sejak menjadi istri dari seorang pengusaha sukses Dyo Djuhandar dan memiliki tiga orang anak.
Melody Laksani, tengah asik memindahkan piring yang berisi berbagai macam makanan ke meja makan rumahnya.
Memiliki dua orang anak perempuan yang susah bangun pagi membuat Melody terpaksa harus menyiapkan sendiri sarapan pagi ini. Begitulah anak-anaknya, tidak akan membantu jika tidak disuruh.
Apalagi mengingat hari ini anak-anaknya masih ada kegiatan di luar rumah entah itu sekolah atau main bersama temannya membuat Melody terpaksa untuk tidak membangunkan mereka.
"Pagi tante, masak apa nih?"
Melody tersenyum ketika melihat Vito yang turun dengan rambut yang masih setengah basah.
"Biasa nih masak seadanya aja buat sarapan." jawab Melody.
"Aku bantu ya tan." ucap Vito tanpa menunggu jawaban dari Melody, laki-laki itu ikut membantu memindahkan piring-piring ke meja makan.
"Kamu kok ngga pakai seragam? Ngga sekolah?" tanya Melody yang menyadari jika Vito masih mengenakan baju rumahan.
"Aku masih kena skors tante, hehe.." jawab Vito sambil memamerkan jejeran gigi putihnya.
Melody menggelengkan kepalanya, "Dasar anak muda."
Wanita cantik yang usianya tidak bisa dibilang muda lagi itu tampaknya sudah memaklumi tingkah nakal anak-anak jaman sekarang.
"Flora tidur dimana tan?" tanya Vito penasaran dimana adiknya.
"Paling sama Cindy, soalnya dia demen sama anak-anak beda sama Chika." jawab Melody.
"Chika emang ngga suka anak kecil ya tan?" tanya Vito sekalian mencari tahu lebih banyak tentang Chika.
"Ngga tau ya, mungkin karena dia anak bungsu jadinya suka sebel gitu sama anak kecil.. karena katanya ganggu suka berisik apalagi kalau nangis." jelas Melody.
Vito mengangguk paham, padahal Flora sudah menginjak usia yang harus menempuh pendidikan di jenjang SMP bukankah seharusnya sudah tidak dianggap anak kecil lagi?
"Padahal dia pas kecil juga gitu ya tan, berisik suka ganggu." balas Vito dengan candaan.
"Bener, tapi ya karena Chika anak kesayangan Papi-nya jadinya tuh tante suka sebel karena dibelain terus itu anaknya padahal males banget di rumah ngga mau bantu-bantu, mana kalau tante lagi nonton ikatan cinta dia suka ganggu teriak-teriak atau joget-joget depan TV."
Cerita Melody berhasil membuat Vito tertawa, ia tidak habis pikir dengan sifat asli Chika yang ternyata bisa random juga padahal kalau di sekolah gadis itu benar-benar menjaga imej-nya sampai dijuluki primadona sekolah walaupun dulunya Vito tidak kenal.
"Ternyata dia aneh juga ya tan." ucap Vito masih dengan tawa kecilnya.
"Emang, kamu jangan kaget ya nanti lihat sifat dia selama di rumah." balas Melody mewanti-wanti.
"Santai aja tante."
"Ya udah tante mau bangunin Chika dulu ya, dia kan sekolah pagi." pamit Melody setelah sudah menyiapkan meja makan dengan berbagai macam makanan buatannya.
"Iya tante."
Vito memilih untuk pergi ke depan untuk meminta supir di rumah ini memanaskan mobil Chika, ia berniat untuk mengantar Chika ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine [Vikuy]
Teen Fiction[WARNING!] 'Sebelum membaca ada baiknya, baca baik-baik peringatan ini.' - Karakter yang ada dalam cerita tidak sama dengan aslinya. - 100% fiksi. - Jangan samakan dengan member yang asli. - Jangan ditiru jika terdapat kata-kata kasar atau cerita ya...