°Part 18°

811 97 1
                                    

Suara mobil polisi berhasil menghentikan aksi tawuran yang terjadi di sebuah jalanan besar yang untungnya sedang sepi pengendara.

Warga setempat yang berada di sana memang langsung melaporkan aksi mereka ke pihak yang berwajib.

Vito dan teman-temannya segera menaiki motor masing-masing, mereka pergi dari tempat itu menghindar dari kejaran polisi.

Salah satu kegiatan yang paling disukai setelah membuat ulah adalah ini, kejar-kejaran dengan polisi.

Untungnya mereka bisa menghindari polisi dengan cepat tanpa ketauan, karena sudah hafal jalan pintas yang akan membawa mereka langsung menuju basecamp.

"Hampir aja." Febian membuka helm full face-nya.

Wajah laki-laki itu biru di sudut mata dan bibir.

"Anggota kita nggak ada yang kena kan?" tanya Vito memastikan.

Wajahnya juga sama seperti Febian.

"Aman Drun." sahut Nando, salah satu teman satu tongkrongan mereka.

"Vito, muka kamu kenapa?" Gilby, Kakak kelasnya itu tiba-tiba saja sudah berada di sana.

"Gue gapapa, gue harap kasus ini ngga sampai ke telinga Bokap lo. Kalau lo masih mau ada di sini." ucap Vito dengan nada dingin.

Lumayan juga memanfaatkan Kakak kelasnya ini.

"Tenang aja, aman kok. Gue obatin ya?" tawar Gilby mendekati Vito.

"Makasih, tapi gue bisa sendiri." sahut Vito menghindar dari Gilby.

Gilby cemberut.

"Mending lo obatin gue aja." ucap Kevin, salah satu Kakak kelas yang juga ikut serta dalam kerusuhan kali ini.

"Ogah." tolak Gilby.

"Sampai kapan lo mau ngejer Vito? Padahal lo tau, dia nggak akan pernah nengok ke arah lo sedikit pun." ucap Kevin sedikit merasa iba dengan teman sekelasnya ini.

"Lo nggak usah ikut campur urusan gue!" bentak Gilby pergi dari sana.

Gilby memang langsung melesat pergi ke basecamp mereka saat mendapat kabar jika Vito ikut tawuran hari ini. Namun, ternyata laki-laki itu masih menolak kehadirannya.

Seketika gadis itu mengingat gossip yang beredar tadi pagi, apa kali ini karena Chika lagi?

Jadi, Vito memang benar-benar mendekati Chika?

Jika boleh jujur, Gilby juga tau dia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Chika.

Tapi, selama masih ada kesempatan untuknya.. ia tidak akan menyerah begitu saja.

°°°

Sudah pukul dua belas siang di sekolah, namun Chika sama sekali tidak melihat keberadaan Vito. Jangan salah sangka, Chika hanya ingin langsung melabrak laki-laki yang ternyata selama ini mengerjainya itu.

Kesal banget kalau ingat, mana udah berjalan tiga hari. Dan selama itu juga ia selalu di katain babu oleh cowok gila itu. Chika merasa bego banget kalau ingat.

"Chika? Ngapain lo di sini?"

Chika tersentak sadar, ternyata langkah kakinya itu membawanya ke gedung IPS. Mampus sajalah.

"Lo nyari Badrun?" ternyata gadis yang bertanya dengannya itu Eli.

Ia bernapas lega. "Gue kira siapa, engga kok gue bukan nyari Badrun." jawab Chika.

Please Be Mine [Vikuy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang