Chika sedari tadi terus mencari tas berwarna hitam di sekeliling sekolah, namun gadis itu tidak kunjung menemukannya.
Huft
Helaan nafas kasar terdengar dari mulutnya. Jujur saja Chika lelah karena sudah hampir tiga puluh menit ia mencari tas milik Vito tidak kunjung ia temukan.
"Chika! Ternyata lo di sini." ucap Christy yang datang bersama dengan Dey.
"Gue nyari lu sampe muter-muter ternyata lu ada di kantin." tambah Dey.
Ya, karena lelah mencari tas cowok gila itu. Chika memutuskan untuk pergi ke kantin, ia haus karena mengelilingi sekolah yang sangat luas ini.
"Bu Nadin gak masuk kan?" tanya Chika.
"Iya, ada rapat sekolah kan." jawab Christy.
"Bagus deh, kalian kerjain tugasnya ya. Nanti gue tinggal nyontek, gue lagi ada urusan nih." ucap Chika.
"Santai aje, emang urusan ape?" tanya Dey.
"Ada lah pokoknya, gue duluan ya." pamit Chika kemudian pergi dari hadapan kedua sahabatnya yang kini saling bertatapan bingung.
"Kenapa sih si Chika?" tanya Christy.
"Kaga tau dah, mending ke perpus aja kite." ajak Dey yang kemudian diangguki oleh Christy.
****
+62812345****
• Waktu lo sisa satu jam lagi!Chika menatap kesal ke arah ponselnya yang menampilkan satu pesan yang berasal dari nomor tidak dikenal. Gadis itu yakin pasti Vito pelakunya.
Gue gak nemu! Lo pasti ngerjain gue kan?!
Ketiknya dengan wajah yang sudah memerah menahan kesal.
Cowok gila : Perjanjian tetap perjanjian, lo gabisa kabur
Chika kembali menghembuskan napas kasarnya. Ia amat sangat kesal dengan balasan cowok gila itu.
"Kenapa sih gue harus berurusan sama nih cowok?!" kesal Chika memandangi kolom chattingannya dengan tatapan sebal.
Trsrh lo!
Chika sudah malas meladeni, ia memilih untuk pergi kembali menemui Christy dan Dey. Soal tas dan perjanjian itu? Chika benar-benar sudah tidak peduli, emangnya tuh cowok siapa? Lagipula selama ia tidak mendatangi gedung IPS ia pasti akan aman-aman saja. Pikirnya.
"Ngapain juga gue repot-repot nurutin permintaan tuh cowok!" gerutunya sambil terus berjalan menuju perpustakaan. Kebetulan tadi Dey mengirimkan chat padanya jika mereka ada di perpustakaan.
***
Vito tertawa puas, ia senang bisa menjahili gadis bermata coklat itu. Karena itu ia memilih untuk pergi keluar kelas, berniat untuk mencari gadis itu.
"Mau kemana lo?!" baru saja bangkit dari tempat duduknya, Ara sudah menghadang tepat di depannya.
"Toilet. Mau ikut?" tanya Vito tersenyum meledek.
Ara menghela napasnya dengan kasar. "Lima menit gak balik, gue aduin Miss Layla!" ancam Ara kemudian kembali mengerjakan tugasnya sambil sesekali memperhatikan teman-temannya.
Ya, Ara memang ditunjuk sebagai wakil ketua kelas. Berhubung ketua kelasnya sedang tidak masuk, jadilah ia yang menggantikan tugas ketua kelas itu.
..
Vito berjalan mengitari seluruh sekolah, namun tidak kunjung mendapati gadis itu. "Jangan-jangan kabur tuh anak." ucapnya dengan pelan sambil merutuki kebodohannya karena tidak mengawasi gadis itu sedaritadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine [Vikuy]
Teen Fiction[WARNING!] 'Sebelum membaca ada baiknya, baca baik-baik peringatan ini.' - Karakter yang ada dalam cerita tidak sama dengan aslinya. - 100% fiksi. - Jangan samakan dengan member yang asli. - Jangan ditiru jika terdapat kata-kata kasar atau cerita ya...