Bab 1 : Awal Segalanya

9.1K 326 2
                                    

Seorang gadis berambut panjang tengah meminum segelas jus di tangannya. Sesekali dia tertawa bersama dengan beberapa teman perempuannya.

"Kamar mandinya dimana, Ta?" tanya gadis itu pada temannya yang bernama Mita

Mita lah yang mengadakan acara ini, pesta ulang tahun. Acaranya diadakan di sebuah ballroom hotel yang telah di-booking olehnya sejak jauh-jauh hari.

"Lo lurus aja ke sana sampai mentok, abis itu belok kanan" tunjuk Mita

"Oke"

"Perlu gue anter?" tawar Mita

"Nggak, makasih. Lo temenin aja tamu-tamu Lo" tolak gadis itu

Gadis berambut panjang bernama Gabriella Putri Agatha itu pun segera meninggalkan tempat untuk mencari kamar mandi.

Setelah selesai dengan urusannya, dia segera keluar dan kembali kepada teman-temannya, termasuk Mita.

"Lama banget" ucap Nina—teman Gabriella atau yang biasa disapa Ella

"Ya maaf, tadi agak antri" jawabnya

Setelah itu mereka kembali melanjutkan pesta seperti biasa. Hampir semua teman perempuan Ella menenggak minuman keras yang tersedia—walau tidak banyak—tapi Ella tidak, kakak laki-lakinya melarang keras dia meminum barang haram seperti itu, dan Ella tentu saja harus menurutinya.

"Ta, mereka nggak dibawa ke kamar gitu?" tanya Ella pada Mita yang juga tidak meminum minuman keras

Tentu saja, tidak mungkin bukan jika pemilik acara akan mabuk di acaranya sendiri.

"Gue suruh pelayan aja deh, nggak mungkin kita bisa bawa mereka semua" kata Mita sambil menunjuk sekitar 5 temannya yang sudah mulai mabuk

"Janganlah, nanti kalau diapa--"

"Tenang aja, gue minta yang pelayan cewek kok" sela Mita yang mengetahui kekhawatiran temannya

"Oh oke"

*#*

"Ta, gue pamit pulang ya? Udah malem" kata Ella

"Eh jangan dong, El. Lo pulangnya sendiri kan? Mending Lo nginep di kamar hotel aja, gue udah nge booking beberapa kamar buat temen-temen kok" kata Mita yang khawatir jika teman perempuannya pulang sendirian, apalagi hari sudah malam

"Emang nggak pa-pa?"

"Nggak pa-pa lah, El. Daripada Lo kenapa-napa di jalan kan?"

"Yaudah deh, kamar gue nomer berapa?" tanya Ella

Dan di saat yang bersamaan, seorang laki-laki juga bertanya hal yang sama pada Mita.

"Kamar mana yang masih kosong?" tanya laki-laki itu, namun Mita yang sedang memainkan ponselnya tidak terlalu mendengar pertanyaannya

"Kamar nomer 156" jawab Mita yang sebenarnya ditujukan untuk Ella, namun karena dia tidak menatap siapapun, laki-laki yang bertanya padanya mengira jika Mita sedang menjawab pertanyaannya

Dia pun segera pergi ke arah beberapa teman laki-lakinya, sedangkan Ella berjalan menuju kamar yang Mita maksud.

Ella menatap nomor-nomor di pintu kamar hotel yang dilewatinya hingga akhirnya sampai di sebuah pintu dengan nomor 156.

Ella pun langsung memasukinya karena Mita meminta petugas hotel untuk tidak mengunci kamar-kamar yang di-booking nya, tentu saja agar Mita tidak perlu memegang banyak kunci yang akan dia berikan pada teman-temannya. Namun kunci itu diletakkan di lubang kunci bagian dalam, jadi setelah seseorang masuk, dia bisa mengunci pintu kamarnya dari dalam.

Ella segera menaruh tasnya di atas meja samping ranjang lalu memasuki kamar mandi untuk membersihkan wajahnya sebelum pergi tidur.

*#*

"Nih kamarnya, masukin aja tuh anak ke dalem" titah seorang laki-laki pada dua temannya yang sedang membopong seorang laki-laki yang nampak sangat mabuk

Bagaimana tidak, laki-laki yang sedang dibopong itu sama sekali tidak pernah minum, namun dengan keterlaluannya, teman-temannya malah mencampur jus yang diminumnya dengan minuman keras.

"Awas… kalian…" lirih laki-laki yang sedang dibopong itu dengan kesadaran yang hampir hilang

"Taruh di kasur aja, gue mau masang kamera" kata laki-laki yang tadi memerintahkan kedua temannya untuk memasukkan laki-laki yang sedang mabuk ke dalam kamar

"Kamera buat apaan, Yan?" tanya seorang laki-laki bernama Aldo pada temannya yang bernama Brian

"Buat ngerekam dia ngapain aja kalau lagi mabuk? Haha… nanti bisa kita buat meras dia biar nraktir kita tiap hari" jawab Brian sambil menyalakan kamera dan meletakkan di atas meja yang berada di dekat tembok

"Sialan banget Lo, Yan. Diamuk Zion Lo nanti" sahut laki-laki lain yang bernama Keano

"Bodo amat njir! Buruan keluar" ujar Brian sambil melangkahkan kakinya keluar kamar, diikuti oleh kedua temannya yang telah selesai meletakkan laki-laki mabuk yang bernama Zion itu ke atas ranjang

*#*

Ella keluar dari kamar mandi karena mendengar suara beberapa orang yang sedang bercakap-cakap. Seketika dia langsung merutuki dirinya yang lupa mengunci pintu.

Saat sudah berada di luar kamar mandi, dia mendapati seorang laki-laki yang tampaknya sedang mabuk, meracau di atas ranjang sambil bergerak-gerak gelisah.

Ella pun buru-buru mengambil tasnya dan hendak keluar, namun saat tangannya baru menyentuh kenop pintu, sebuah tangan memegang pergelangan tangannya.

"Lo… mau… kemana?" tanya Zion dengan tersendat-sendat

"B-bukan urusan Lo! Lepasin gue!" sentak Ella berusaha memberontak

Namun tenaga laki-laki itu lebih besar darinya, dia menarik tangan Ella untuk mengikutinya.

Saat sampai di samping ranjang, Zion segera mengangkat tubuh Ella dan menjatuhkannya di atas kasur.

"L-lo mau apa?! Jangan deket-deket gue!" sentak Ella dengan mata yang mulai berkaca-kaca

Dia terus memundurkan tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengan laki-laki di hadapannya.

"Jangan… please jangan apa-apain gue…" mohon Ella saat Zion semakin mendekat ke arahnya

Gadis itu berusaha menendang Zion agar menjauh, namun Zion malah menangkap kakinya dan menyentaknya hingga terbaring telentang di atas kasur.

"Jangan… gue mohon…" lirih Ella sambil memalingkan wajahnya ke kanan dan ke kiri menghindari ciuman yang hendak dilayangkan oleh Zion

Sedangkan Zion menggeram kesal saat apa yang dia inginkan belum juga dia dapatkan.

"Shut up!" bentaknya pada Ella yang masih berusaha memberontak

"Tolong! Tolong!" teriak Ella dengan harapan ada yang mendengar suaranya dan menolongnya keluar dari kungkungan tubuh Zion yang besar

"Gue bilang diem, stupid!" bentak Zion lalu langsung mencium bibir Ella dengan kasar

"Hmpt… hmpt…" Ella berusaha melepaskan tautan bibirnya dan Zion, namun Zion malah menangkup kedua pipinya dan menahan wajahnya agar tidak bisa memberontak

"Stop! Jangan lakuin itu ke gue!" teriak Ella saat ciumannya terlepas

Dia berusaha mendorong dada Zion agar menyingkir dari atas tubuhnya, namun tetap tidak berhasil.

Zion yang kesal pun langsung menahan kedua tangan Ella di kedua sisi tubuhnya dan membuka pakaian gadis itu dengan kasar.

"Jangan!" teriak Ella yang tidak dipedulikan oleh Zion

*#*#*#*

My RapunzelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang