Bab 19 : Marah

2K 179 0
                                    

"Lo ngapain, Zi?"

Zion tersentak kaget dan reflek berbalik menghadap Ella yang baru keluar kamar mandi dengan pakaian lengkap.

"Eum… ini tadi ada yang ngirim pesan ke elo" jawab Zion jujur

"Siapa?" tanya Ella mengerutkan keningnya

"Nggak ada di kontak. Sorry juga udah buka HP Lo"

"Owh biarin aja kalau gitu. Kalau masalah Lo buka HP gue ya sans aja kali, nggak ada yang perlu gue sembunyiin dari elo kan?" kata Ella

"Liat aja dulu, kayaknya dia seseorang dari masa lalu" Zion menyodorkan handphone Ella kepada di empunya

Ella pun menerima handphonenya dari tangan Zion sambil mengernyit bingung.

Ella membuka pesan yang dimaksud dan dahinya mengernyit lebih dalam.

"Siapa sih?" gumamnya

Beberapa saat kemudian nomor asing itu menelponnya, dan Ella langsung mengangkatnya.

"Kok nggak bales sih?" ucap suara di seberang sana dengan nada kesal

"Ini siapa sih?" tanya Ella sambil menatap Zion yang tampak ikut penasaran siapakah yang menghubungi istrinya

"Kamu lupa sama aku, babe?"

Ella nampak mengingat-ingat, setelah itu dia tertawa keras saat berhasil mengingat suara siapakah yang ada di telepon.

"Astaga… kamu kemana aja sih sayangku?" kata Ella sambil melangkah meninggalkan kamar, membuat Zion keheranan

Memanggil dengan aku-kamu, memanggil dengan babe dan sayang, apa-apaan itu?

Sedangkan Ella terus saja bercakap-cakap dengan orang di seberang telepon yang tak lain adalah seorang laki-laki yang dulu pernah dekat dengannya—meskipun tidak sampai berpacaran.

"Jangan manggil sayang kalau Lo nggak sayang" ujar laki-laki itu

"Lo juga suka manggil gue babe"

"Suka-suka gue lah"

"Serah Lo, gue nggak akan pernah menang kalau debat sama Lo" kata Ella malas

"Gimana kabar Lo?"

"Baik. Lo sendiri?" tanya Ella balik

"Gue nggak baik, soalnya gue jauhan sama elo" katanya dengan nada melas

Namun Ella justru tertawa mendengarnya, dia sudah mengenal laki-laki yang bernama lengkap Daniel Winanta Putra itu sejak sekitar 8 tahun yang lalu, jadi dia sudah mempan dengan sikapnya yang semakin menjadi-jadi, misalnya seperti menggombal.

"Bisa aja Lo. Lo bilang Lo balik? Sejak kapan?"

Bahkan saat menaiki mobil bersama Zion pun Ella masih terus mengatakan ini-itu kepada Daniel.

"Baru 2 hari yang lalu sih. Gue sempet ke rumah Lo, tapi Lo nya nggak ada" kata Daniel

"Eum… itu… gue emang udah nggak tinggal sama El sih" jawab Ella kikuk

Zion yang sedari tadi diacuhkan pun mulai kesal, namun dia masih berusaha bersabar dan balas bersikap acuh kepada Ella yang sesekali curi-curi pandang ke arahnya sambil terus berteleponan dengan entah siapa, Zion tak tahu.

"Lo ngekost? Apa tinggal di apartemen?"

"Gue--"

"Dia tinggal sama gue? Puas?" sahut Zion yang saat itu mendengar sedikit pembicaraan Ella dan Daniel

My RapunzelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang