Bab 2 : Mau Nikah

3.7K 278 2
                                    

"Bangsat!"

Bugh... Bugh... Bugh...

Zion memukuli ketiga temannya dengan membabi-buta karena amarah serta rasa bersalahnya terhadap gadis yang semalam dia nodai.

"Kalian bikin gue ngerusak cewek, bajingan!" lanjutnya sambil terus memukuli ketiga temannya

"Maksud Lo apa sih, Zi?" tanya Brian sambil menangkis beberapa pukulan Zion

"Argh!" teriak Zion frustasi sambil menendang kaki meja di dekatnya

Tanpa mau menjelaskan, dia keluar dari dalam kelasnya dan pergi entah kemana.

"Dia kenapa sih?" tanya Brian sambil mengusap bibirnya yang mengeluarkan darah

"Susulin aja lah, nggak mungkin juga kita ikut pelajaran sama muka bonyok kayak gini" balas Aldo

"Yaudah ayo buruan! Kayaknya dia marah banget" sahut Keano

*#*

"By, ayo berangkat!" teriak seorang laki-laki dari depan pintu sebuah rumah

"Iya" jawab Ella sambil berjalan cepat untuk keluar dari rumah

"Jalan Lo kenapa aneh gitu?" tanya laki-laki tadi, namanya Gabriel Putra Arkana, kakak kembaran Ella

"Nggak pa-pa, semalem gue kecapekan berdiri, makanya paha gue sakit, jadi jalannya keliatan aneh" jawab Ella yang tidak ingin kakaknya itu mengetahui apa yang terjadi padanya semalam

"Terus mata Lo? Kenapa bengkak?" tanya El lagi

"Semalem sebelum tidur gue nonton film sedih banget, makanya gue nangis, jadi bengkak deh mata gue" jawab Ella

"Bukan tidur di kamar sendiri aja masih sempet-sempetnya nonton film sebelum tidur. Semalem Lo tidur di kamar nomer berapa? Sama siapa?" tanya El menyelidik

Ella diam karena dia tidak tahu harus menjawab apa, dan hal itu membuat El yang sedang menyetir mobil melirik ke arahnya.

"Lala, gue tanya ke elo, bukan ke jalanan" tegur El

Lala adalah nama panggilan khusus darinya untuk Ella.

"Oh eum… gue lupa kamar nomer berapa, tapi gue tidur sendiri di dalem kamar itu" jawab Ella yang hanya diangguki oleh El

*#*

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, dan Ella masih belum beranjak dari kursinya. Teman-temannya sudah mengajak dirinya untuk ikut ke kantin, namun Ella menolaknya dengan alasan tidak lapar.

Dan saat ini dia hanya sendirian di kelas, dia menyandarkan kepalanya di dinding yang ada di sampingnya dengan tatapan kosong, menerawang kejadian buruk yang dia alami kemarin malam.

Dia menghela napas kasar, apa gunanya dia mengingat malam itu? Tidak ada, tidak ada gunanya sama sekali.

Ella memutuskan untuk keluar dari kelas saat dia merasa membutuhkan udara segar untuk menjernihkan pikirannya.

Dia berjalan menuju ke arah taman kecil yang berada di depan kelasnya, dia duduk di bangku yang telah tersedia sambil menarik napas dalam.

Tiba-tiba Ella merasa ada yang menggenggam tangannya, dan ia pun langsung membuka matanya.

Seketika itu dia menghempaskan tangan yang menggenggam tangannya.

"Mau apa Lo?!" tanyanya pada seorang laki-laki yang tadi memegang tangannya—Zion

"Gue mau minta maaf, maafin gue. Semalem itu bukan kemauan gue sama sekali, gue nggak sengaja" kata Zion sambil meraih kedua tangan Ella yang kini berdiri berhadapan dengannya

My RapunzelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang